Selasa, 10 September 2013



Membahas mancing ikan mas di negeri ini tanpa menyinggung  mancing  galatama akan terasa hambar, Ibarat makan nasi tanpa lauk. Mancing ikan mas dengan sistim galatama mulai populer di era tahun 80-an. Untuk mengetahui cerita galatama kami mendatangi pancinger gaek, Bapak Akun juga pemilik toko Pancing Garuda di kawasan Kemayoran. 
Baba Ali pemilik kolam Telaga Mina Taman Min. Foto: Marcus W Nugroho

Munculnya galatama dimana para pancinger bosan mancing membawa ikan ke rumah lantas mereka berpikir bagaimana cara membuat kompetisi mancing maka muncullah istilah galatama meniru kompetisi sepak bola Indonesia yang sedang getol-getolnya di persepakbolaan kala itu.Cuma pada generasi awal hadiah galatama bukan berupa uang tunai namun masih berupa barang bahkan berupa hewan seperti kambing dan kerbau. Empang yang popular adalah di daerah Gondrong petir.
Selanjutnya membawa hadiah berupa hewan dinilai kurang praktis maka munculah ide bahwa pancinger yang menang hanya membawa uang saja. Mulai dari situ maka hadiah berupa uang dengan jumlah sesuai kesepakatan masing-masing kolam.
Ditengah munculnya lomba galatama, Ali Muhahela atau yang dikenal dengan nama Baba Ali membuat sebuah lomba galatama dengan nama Baba Ali Cup dengan hadiah uang yang menggiurkan. Uniknya Baba Ali pada waktu itu belum memiliki kolam sehingga Baba Ali Cup di gelar di kolam yang berbeda seperti di Kolam pancing Taman Ria Senayan, kolam Telaga Fajar. Seiring dengan bergulirnya waktu bertambah pula para peminat galatama maka Pak Ali Muhahela membuat kolam Telaga Mina di kawasan Taman Mini.
Dari lomba Baba Ali Cup ini, tanpa disadari telah memacu pemilik kolam galatama lainnya untuk menggelar  lomba mancing dengan tiket besar jutaan rupiah dan hadiahnya pun sangat besar***  Marcus Widhi Nugroho

0 komentar:

Posting Komentar