BERITA MANCING.com. Dua bulan terakhir ini bagi pancinger yang bergabung dalam Terminal
Fishing Comunnity (TFC) merupakan bulan
yang manis untuk mereka. Pasalnya, sejak
trip ke Tegal, kemudian trip Sedari,
terus trip Kepamanukan, Trip Rawa pening dan tirp ke Sea Mount Reef terus menerus club
ini menuai strike. Diawali dengan pesta strike Baramundi Di Tegal, GT di Sedari, Gabus di Rawa pening, Toman Lampung
hingga puncaknya adalah duel maut dengan marlin 100 kg up di SMR pada tanggal
17 – 19 Mei 2012. Nah kali ini Berita Mancing akan merangkum semua kegiatan TFC
dan pesta strikenya.
Bagaikan sebuah gong diujung nyanyian yang menyenangkan,
trip ke Sea Mount Reef (SMR) dan Gosong
Pasir merupakan trip yang yang paling menyenangkan. Pasalnya pada trip ini tim
TFC mendapat ikan marlin 100 kg up selain ikan dasar yang banyak.
Petualangan mancing ke SMR ini diikuti oleh 13 pancinger
yaitu Ugi, Davy R.N, Erwin Kusumah, Hamka, Tony, Victor, Herman, Ryo.S, Agus.S,
Darmadi, Awal, David, Alex. Setelah berdoa bersama memohon keselamatan kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa, dalam melakukan trip memancing ke SMR, pada pukul 00.30
dengan menggunakan 6 mobil tim TFC
meluncur dari kawasan Kelapa Gading – Jakarta
menuju ke Villa Sabero Anyer sebagai lokasi berlabuhnya Km
Camar. Dalam perjalanan tengah malam itu
kami sempat istirahat di rest area km 42 To Jakarta - Merak, lalu melanjutkan perjalanan dan
sampai di Villa Sabero pukul 05.00.
Usai loading barang, tak lupa kami panjatkan doa bersama
sebelum melakukan perjalanan ke gosong
pasir. Dalam perjalanan yang memakan 7 jam kami pergunakan untuk istirahat dan
memulihkan tenaga selain itu kami juga
men-setting piranti mancing. Gosong pasir berada di barat daya pulau Panaitan atau berada
ditenggara Lampung bagian selatan. Topografi gosong pasir merupakan karang yang luas di tengah samudera. Karang
Gosong pasir konon ditemukan oleh para nelayan pesisir selatan termasuk nelayan
Binuangeun yang tidak sengaja mendapat tempat dangkal di Samudera Indonesia.
Dari sinilah akhirnya banyak kapal – kapal
mancing memancing di sana ketika musim angin reda. Bila anda lihat di
google map lokasi gosong pasing bagaikan pintu di selat sunda. Jadi wajar bila
di lokasi ini merupakan lokasi yang sangatlah dahsyat di huni berbagai ikan.
Bagaikan memendam kerinduan yang dalam, ketika pukul 14.30 saat
kapal mulai labuh jangkar di Gosong pasir, semua pancinger langsung ambil
pancingan dan mengambil posisi masing-masing.
Kali ini mereka mancing jigging dan mancing dasar. Benar saja bagaikan
mancing di kolam, semua nampaknya saling bergantian menarik ikan. Strike…,
itulah teriakan yang terus dilontarkan para pancinger. Mereka satu persatu
mulai mendapat ikan tuna gigi anjing, kurisi hijau, kerapu dan amberjack. Ya
semua bergembira ria lantaran terus menerus menarik ikan hingga malam.
Untuk selanjutnya menjelang dini hari kapal kembali menjelajah Selat Sunda menuju
ke Sea Mount Reef. Topografi dasar laut sea mount reef adalah gunung di bawah
permukaan laut. Di sekitar gunung ke dalaman mencapai ratusan hingga ribuan
meter, lalu naik keatas hingga mencapai 45 meter di bawah permukaan air. Karena
topografi dasar laut naik menonjol seperti pegunungan besar di bawah, maka arus
laut tertahan dan naik ke atas dan terjadilah up welling. Dalam up welling
(arus naik ke atas) membawa banyak plankton yang merupakan makanan ikan-ikan
kecil. Nah munculnya ribuan ikan kecil maka rantai makananpun terjadi di sini,
yaitu ikan yang lebih besar memakan ikan kecil dan sampai tingkat ikan
terbesarpun banyak tinggal di sini untuk mencari makan.
“Kini saat pesta strike..” kata Pak Ugi saat tiba di SMR.
Kawan-kawan TFC di lokasi ini mengaplikasikan tehnik jigging, konceran dan
casting serta mancing dasar. Sambaran demi sambaran pun terjadi. Ikan tuna gigi anjing, giantrevally,
grouper, kurisi, salem, lencam , tongkol… wooww semua lengkap dan semua
pancinger senang.
Puncak kegembiraan tatkala ikan salem yang dikoncer disambar
ikan besar. Tiba-tiba reel berderit keras diikuti dengan joran mengangguk.
“Strike…! Strike…!” teriak semua yang melihat kejadian itu. Melihat sambaran
ikan yang keras lantas Erwin Kusumah langsung mengangkat joran ke fighting
chair. Ikan nampaknya belum terlihat apa yang menyambar. Tatkala Erwin menahan menahan joran di
belakang kapal ikan meloncat dan meronta di atas permukaan air.
“Marliiiiiinnnn…! “ teriak Abk kapal camar mengagetkan kami semua.
Ya seekor ikan marlin ternyata yang menyambar konceran
dengan ikan salem. Melihat ikan marlin yang menyambar, kini Erwin nampaknya
serius memulai figh dengan ikan. Menit demi menit ikan dan sampai satu jam ikan
masih bandel melawan, hingga membuat
baju Erwin basah kuyup dengan keringat. Dengankesabaran Erwin meladeni
perlawanan ikan marlin. Kini kondisi berbalik ikan mulai lemah melawan dan
Erwin terus menggulungnya reel secara pelahan. Pelan tapi pasti ikan berhasil
di girirng mendekati kapal.
Tarik ulur selama 2,5 jam akhirnya membuahkan hasil.
Ikan marlin berhasil di giring mendekati
kapal. “Woww.. besar sekali…! Teriak beberapa pancinger yang menyaksikan adegan
“pertempuran” dengan marlin. Seeekor ikan yang kami perkirakan bobotnya 150 kg, karena kami tidak menimbang itu, maka kami menyebutnya ikan yang didapat
adalah 100 kg up. Bagaikan seorang striker sepak bola yang menendang bola dan
berhasil menembus gawang, pasti sang striker akan berteriak girang lalu
merayakan goal celebrations. Demikian halnya Erwin Kusumah dan kawan-kawan
langsung merayakan strike celebrations.
Bagaikan
gong pamungkasnya cerita dalam trip ke SMR ini, ikan marlin membuat kami
dilingkupi rasa yang bahagia, sehingga kami harus mengakhiri trip ini dengan
rasa syukur kepada Allah S.W.T yang telah memberi segala nikmat dan rizki yang
Kau telah berikan kepada hamba-Mu.*** Erwin Kusumah.
0 komentar:
Posting Komentar