Untuk mengetahui sejauh apa potensi mancing di Pulau Sanghyang, Centrum
fish net mengajak Berita Mancing dan Banten Fishing Community (BFC) pada awal
Juni 2014 menjelajah Pulau SangHyang.
Dalam tim itu dibagi menjadi dua yaitu eksplore
mancing freshwater dan mancing dengan kapal di sekitar Sang iang.
Sangiang, adalah
sebuah pulau kecil yang terletakdi Selat Sunda ,
yakni antara Jawa dan Sumatera.
Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah kab Serang, Banten.
terletak di titik kordinat antara 105′49′30″ - 105′52′ Bujur Timur 5′56′ - 5′58′50″ Lintang Selatan.
Jarak tempuhnya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 45
menit dari Anyer, dengan menggunakan kapal atau perahu bermotor. Keindahan
alamnya, berupa terumbu karang dan pantai.
Pulau Sangiang yang sekarang dijadikan Taman Wisata Alam
pada awalnya merupakan Cagar Alam seluas 700,35 Ha Kemudian pada tahun 1991
perairan di sekitar kawasan diubah menjadi Taman Wisata Alam Laut seluas 720
ha. Pada tanggal 8 Februari 1993 melalui SK Menteri Kehutanan No.
55/Kpts-II/1993 kawasan Cagar Alam diubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam
dengan luas 528,15 ha.
Pulau sangiang ini juga terdapat sebuah perkampungan yang
dihuni oleh perantau yang menduduki pulau Sangiang, pada saat pulau yang
dimiliki perusahaan swasta tersebut terhenti proyeknya. Perkampungan tersebut
bernama lagon waru, dan yang tercatat
disana ada lebih 50 kepala keluarga. Sayang sekarang warga pulau banyak pergi
meninggalkan pulau karena pertumbuhan babi hutan sangat banyak sehingga merusak
perkebunan warga. Di perkampungan ini dalam berkomunikasinya menggunakan 3
bahasa sekaligus, sunda, jawa, dan lampung. Pulau ini dimiliki oleh sebuah
perusahaan swasta yang proyeknya kembali dilanjutkan dan bersifat pribadi atau
belum terbuka untuk umum.
Mancing
Bagi kami (Berita Mancing), Pulau sangiang bagi sudah sangat
familiar karena kami sering popping di sekitar Pulau Sangiang memburu ikan GT.
Namun untuk mancing di tengah pulau dan casting land base di pantai belum
pernah kami lakukan. Atas dasar inilah ketika kawan centrum mengajak survey
lokasi mancing untuk acara gathering maka kami memutuskan untuk mancing di
sangiang. Lalu kami mengkontak kawan-kawan Banten Fishing Community (BFC).
Kami dan kawan-kawan Banten Fishing Community (BFC) ingin mengetahui
sejauh apa potensi memancingnya. Setelah semalam berkumpul maka kami dan tim
BFC memutuskan untuk mancing ikan-ikan freshwater di pulau dan mancing di
pinggir-pinggir pantai sekitar Sangiang.
Mancing bersama kawan BFC sungguh menyenangkan karena kami sambut
kawan-kawan BFC di markasnya di daerah Cilegon, penuh rasa persaudaraan.
Semalam suntuk kami terus bincang bincang mancing dan baru pagi harinya kami menuju
ke pelabuhan Anyer untuk menuju ke Sangiang.
Dengan menggunakan kapal nelayan dari pelabuhan paku, Anyer
kami pun berangkat ke pulau Sangiang. Dalam waktu satu jam kapal sampai di
pulau Sangianh. Lalu beberapa orang memilih untuk eksplore mancing freshwater.
Sebagian mancing dengan perahu namun memilih spot-spot dekat pulau.
Seharian penuh casting di
danau air payau namun tak satupun ikan yang menyambarnya. Baru jam 1 siang kawan-kawan yang mancing
dengan kapal datang membawa banyak ikan. Mereka mancing dasar di sekitar pulau
yang di dapat adalah ikan botana, kerapu, kakap merah, kakap tua. Ikan-ikan itu
sebagian kami bakar untuk lauk makan siang.
Usai makan siang ditepi pantai, maka kami tidak melanjutkan
casting di Pulau Sangiang namun kami mancing ke sekitaran Sangiang sambil
mengarah pulang. Perairan sekitar Sangiang memiliki arus yang deras karena
berada di selat Sunda. Derasnya arus inilah yang menyebakan kami hanya mendapat
beberapa ekor ikan saja dan kami kembali ke pelabuhan paku Anyer untuk kembali
ke Jakarta.
Meski kami tak banyak mendapat ikan namun Pulau Sangiang
memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, terutama yang menyukai wisata
bahari. Keindahan alam dan pantai serta karang yang dihiasi ikan berwarna-warni
merupakan obyek wisata utama di kawasan ini. Selain itu TWA Pulau Sangiang
memiliki potensi flora dan fauna yang beragam dan masih asli, terdapat pula
bangunan dan goa-goa peninggalan zaman Jepang yang mempunyai nilai historis.
Kegiatan Wisata Alam yang dapat dilakukan***mrk
0 komentar:
Posting Komentar