Jauh di ujung paling timur Indonesia,
tepatnya di Taman Nasional Wasur, Merauke, Papua, terdapat sebuah danau Rawa
Biru ditengah lebatnya hutan rimba. Sarang ikan-ikan eksotik dunia semacam
arwana Irian (scleropages jardini) dan golden barramundi dengan ukuran besar. Ikan-ikan arwana di sana berkembang pesat dan
jarang diganggu oleh tangan-tangan jahil manusia. Kedatangan kami ke sarang
arwana bukan untuk menggangunya namun untuk membuktikan kepada dunia bahwa di
Indonesia terdapat ikan-ikan freshwater yang eksotik dan unik. Sebuah kesempatan
yang luar biasa yang sangat sayang kalau kami sia-siakan maka ketika Pak
Dudit Widodo Host Mancing Mania Trans7 mengajak Berita Mancing, langsung oke!
Mancing untuk berpetualang ke sarang arwana di Merauke, Papua. Selain alamnya
yang sangat aduhai ikan-ikan di Papua
berukuran super besar. Selain bersama tim MMT7, penjelajahan ini dipimpin
oleh Joe Mich dengan anggota Andry Sugiarto, Doni, dan Pak Ugi. Selama 7 hari mulai tanggal 18 – 26
Juli 2013 kami blusukan ke sarang arwana itu, berikut kisahnyanya.
Jam 9 pagi
waktu Indonesia bagian Timur, tanggal 19 Juli 2013, pesawat kami tiba di
Merauke, Papua. kaki kami menginjak kota paling Timur Indonesia dengan selamat setelah menempuh penerbangan
selama 12 jam dari Jakarta. Sebelum kami
keluar Bandara, saya bersama Pak Ugi
menyempatkan diri untuk berfoto di pintu bandara Merauke. “Selamat
datang Papua…, sudah tak tahan daku melihat kecantikan alammu,” kata Pak Ugi
saat saya foto di depan Bandara Merauke. Selanjutnya kami disambut oleh Mamik
yang akan menjadi pendamping dalam menjelajahi kelebatan hutan di Merauke.
“Selamat datang di Merauke… dengan senang hati saya akan antar anda menjelajah
sarang arwana,” kata Pak Mamik. Pria
asal Jawa Timur yang sudah menetap sekitar 20 tahun lebih di Merauke, sapanya dengan berbahasa Jawa.
Tim Ekpedisi sebelum menjelajah Rawa Biru Taman Nasional Wasur, Merauke - Papua |
Dengan
menggunakan 3 mobil, barang-barang kami masukan ke dalam mobil dan dari Bandara
kami menjemput Pak Doni pancinger dari kota Sorong yang datang lebih dahulu.
Tanpa istirahat kami langsung membeli perbekalan makanan untuk kami bawa ke
pedalaman Taman Nasional Wasur. Usai makan siang kami dengan menggunakan 3 mobil secara beriringan menembus lebatnya hutan. Taman Nasional Wasur adalah
merupakan taman nasional di dataran rendah yang sebagian besar adalah hutan
berawa dengan tanaman rawa semacam pohon bos. Sejuknya udara dan tentramnya
perasaan karena sejauh mata memandang disuguhi perasaan damai karena menyatu
dengan kehijauan alam, kicauan bermacam-macam burung bagai alunan sebuah
simponi yang menyentuh nurani. Saat kami masuk ke dalam rimba kami sempat
berjumpa kanguru dan beberapa ekor rusa hutan. Yang menjadi cirikas pemandangan
hutan adalah banyaknya sarang semut. Uniknya sarang semut sangat besar
menyerupai gapura.
Tatkala mobil kami terseok-seok menyusuri jalan di
tengah hutan, dari kejauhan ada sebuah mobil pick up dengan penumpang berbaju
loreng. Ternyata mereka adalah pasukan penjaga perbatasan antara Indonesia dengan Papua Newguine. Karena
kami adalah rombongan dari Mancing Mania Trans7, para pasukan sangat senang dan
demikian juga dengan kami menaruh simpati yang tulus dari hati karena mereka
senantiasa bertugas menjaga kedaulatan NKRI. Kesempatan ini pun kami pakai
sejenak untuk berbincang-bincang dengan pasukan penjaga perbatasan tak lupa
juga kami mengabadikan moment ini, lalu kami
melanjutkan perjalanan menuju ke Rawa Biru.
Satu jam
kemudian kami melewati pos markas penjagaan perbatasan. Di sini kami turun
untuk meminta ijin kepada pos penjagaan Rawa Biru untuk menjelaskan kedatangan
kami ke Rawa Biru untuk membuat film memancing. Pasukan perbatasan menyambut
kami dengan senang hati. “Semoga misi mancing anda tercapai dan mantaaap,” kata
prajurit perbatasan menyalami kami.
Tujuan kami
adalah rumah kepala Kampung Rawa Biru.
Lokasi kampung tidak jauh dari pos
perbatasan, jadi setelah kami sampai di pos pasukan perbatasan Rawa Biru maka lokasi perkampungan tidak jauh lagi.
Kurang lebih 15 menit mobil sudah memasuki perkampungan yang berada di dekat Rawa Biru. Memasuki
perkampungan kami disambut oleh Pak Marwan sebagai Kepala Kampung dan warga.
“Selamat
datang di Rawa Biru...,selamat berpetualang,” kata Pak Marwan kepala Kampung
menyambut kami. Rumah kepala Kampung memang kami pergunakan sebagai base camp. Setelah
ngobrol di teras bersama pak Kepala Kampung maka Kami segera menurunkan alat pancing,
perbekalan dan bawaan pribadi. Meskipun kampung Rawa Biru berada di pedalaman,
namun berkat kepemimpinan Pak Marwan, kampung itu sudah maju dan sudah
menggunakan listrik dari diesel.
Usai
membereskan barang-barang bawaan dan istirahat siang, pada sore harinya kami
duduk-duduk ngobrol menikmati Rawa Biru di saung yang berada di belakang rumah Kepala
Kampung. Joe Mich dan Andry memilih
mengisi waktu luang itu dengan casting di dermaga dan sambil casting di depan
saung. Casting santai itu langsung disambut ikan gastor atau gabus, tentunya
membuat sore itu diliputi suka cita. Sementara Pak Marwan dan 2 orang
memperbaiki sampan yang akan kami gunakan besok. Dua sampan mereka buat menjadi satu, sesuai
rencana kami turun 3 tim maka perlu 6 sampan untuk dijadikan 3 sampan.
Menemukan Sarang Golden Barramundi
dan Arwana
Embun pagi
tanggal 20 Juli 2013 yang menyelimuti desa Rawa Biru membuat kami semua
terlelap olehnya. Tatkala kami terlelap Pak Mamik guide kami sudah membangunkan
kami semua. “Bangun…! Bangun.. sudah
pagi, siap-siap,” kata Pak Mamik membangunkan kami. Kutengok jam tangan masih
pukul 04.00 waktu setempat. “Ah.., masih
ngantuk nih..,” kata kawan-kawan. Meski masih ngantuk, kami segera bangun dan
bersiap-siap untuk melakukan eklporasi . Sesuai rencana, kami akan berangkat jam 5 pagi agar sampai di
spot diperkirakan jam 6 pagi.
Setelah
perbekalan makan dan minum siap, maka kami sarapan bersama untuk menjaga
stamina menjelajah Rawa Biru. Enam warga
Papua yang yang akan mengantar kami mengarungi Rawa Biru juga sudah sarapan
pagi.Dikeremangan
pagi, 6 sampan yang digabung menjadi 3 sampan sudah berjalan pelan-pelan
menembus rawa. Rumput rawa setinggi 2 meter kami terjang untuk mencapai di
tengah rawa. Setelah itu kami sampai di tengah. Pak Dudit Widodo satu tim
bersama Pak Doni, Joe Mich dan Andry satu sampan. Saya bersama Pak Ugi dan
Mamik menjadi satu tim.
Tim Pak
Dudit Widodo dan tim Joe Mich memilih casting di sebelah kiri danau, sedang tim
Saya memilih di sebelah kanan. Saya, Mamik dan pak Ugi terus menerus menggempur
pinggiran tebu rawa. Demikian juga Pak Dudit dan doni di sampan lain. Pak Joe
Mich dan andry juga tak kalah rajin menyisir semua spot yang ada. Bermacam lure
terus kami coba untuk mendapatkan
lure-lure andalan yang cocok untuk ikan di sana.
Dari
kejauhan tempat kami, terlihat tim sampan yang dinaiki oleh Pak Dudit Widodo
dan Pak Doni terjadi pesta strike. Pak
Dudit begitu piawai menemukan cekungan yang ditumbuhi teratai. Pak Dudit
melemparkan umpan dari pinggir dan ternyata umpannya di sambar ikan golden
barramundi. “Strike… ikan barramundi di
perairan tawar cukup besar.sekitar 8 kg. Mantaap,” kata pak Dudit saat di
shooting.
Pak Dudit
dan pak Doni nampaknya tidak mau pindah lokasi dan memilih untuk stay di lokasi
strike pertama. “Saya yakin ini adalah sarang ikan. Jadi kita ga usah pindah,
kita lempar dari sisi samping dan depan, jangan lewati sarangnya,” kata pak
Dudit memberi aba-aba kepada tukang sampan. Benar saja apa yang diperkirakan
Pak Dudit, ternyata memang tempat menjadi sarang ikan. Yaaap…, jebluuur…, suara
lure yang disambar ikan besar mengagetkan mereka. Spontan reel menjerit diikuti
joran yang melengkung bagaikan huruf C.
Kali ini Pak Dudit hanya bisa menahan joran dan ikan terlihat liar. Kami semua yang menyaksikan berharap
agar pak Dudit bisa memenangkan pertarungan.
Kehati-hatian
dan ketelatenan pak Dudit membuahkan hasil. Pelan namun pasti ikan berhasil
digiring mendekati sampan. Hupp…berat.., kata Pak Dudit. Keringat mulai
mengalir dari kening pancinger senior itu. “Barramundi…!” katanya, saat ikan
terlihat melonjat berontak untuk berusaha melepaskan diri. Ikan barramundi memiliki senjata di sirip
rahang, bagaikan sebuah pisau rahangnya mampu memutuskan kenur. Namun bukan
pancinger sejati bila tidak bisa mengatasi hal ini, Pak Dudit dengan piawai
tidak membiarkan barramundi meloncat untuk melepaskan diri dan akhirnya ia
berhasil memenangkan pertarungan.
“Luar
biasa…, sangat besar sekali ikan golden barramundi. Timbangan kami dengan batas
30 lbs mentok. Mantaaap,” kata Pak Dudit memeluk ikan itu untuk membandingkan
dengan tubuhnya yang gendut hehehe. “Saking besarnya ikan maka saya tidak
memangku untuk di foto, namun kami hanya sempat memeluknya lalu melepaskan
kembali,” kata Pak Dudit Riang.
“Ok, kembali
ke posisi semula. Di depan kita masih banyak ikan,” kata Pak Dudit kembali
casting. Benar saja pak Doni dan pak Dudit tetap mendapat ikan barramundi
berukuran besar. Puncaknya kembali terjadi tatkala ikan arwana menyambar lure
milik Pak Dudit. “Strike…! Arwana…!,” teriak Pak Dudit membuat tim
kameraman siap mengabadikan duel dengan
ikan arwana yang kami tunggu-tunggu. Upaya ikan arwana dalam melepaskan diri
dari pancingan tergolong luar biasa. Ikan ini meloncat dengan meliak-liuk
badannya. Saat fight juga liar. Kembali Pak Dudit diuji ketangguhannya. Saya
harus ajungi jempol buat Host MMT7 ini, ia begitu matang dan tangguh saat fight
dengan ikan arwana besar dan liar itu.
Kurang lebih 10 menit ikan berhasil dinaikan ke sampan. “Mantaaaap….!” teriak
Pak Dudit setelah memenangkan pertarungan.
“16 lbs atau 8 kg lumayan besar untuk ukuran ikan arwana,” Kata Pak
Dudit saat mengecek berat ikan arwana. Sampan Pak Dudit berhasil mendapat 7
ekor golden Baramundi dan 1 ikan arwana.
Tak jauh
sampan yang dinaiki oleh Joe dan Andry juga mengalami strike. Joe Mich dengan
sangat lihay juga berhasil mendapat ikan barramundi dengan bobot sekitar 5 kg. “Lumayan dapat juga akhirnya,”
kata Pak Joe Mich menunjukkan hasil pancingannya.
Terakhir
yang kebagian strike adalah Pa Ugi, dan ia tidak mau mensia-siakan kesempatan .
Dengan kepiawaiannya, Pak Ugi berhasil memendapatkan ikan golden barramundi
dengan berat kurang lebih 5 kg.
Secara total
di hari pertama ini kami menemukan sarang golden barramundi dan arwana.
Total golden barramundi yang kami dapat
ada 9 dan 1 ikan arwana. Hasil yang cukup baik untuk seharian memancing di Rawa Biru. “Lumayan, untuk membuat fil 1
episode sudah terpenuhi, semoga besok lebih baik lagi,” kata Miki, cameramen
trans7, tersenyum riang melihat hasil mancing di hari pertama.***
Hari kedua
Pada hari
kedua atau tanggal 21 kami teta menerapkan tehnik casting. Tiga team dihar
kedua ini memisah dalam mengekplore Rawa Biru. Tim Saya bersama Pak Ugi memilih jalur ke kanan.
Ternyata dibekang saya muncul tim Pak Dudit widodo. Sedangkan tim Pak Joe Mich
dan Andry memilih untuk casting ke arah kiri.
Dihari kedua
ini keberuntungan tetap milik Pak Dudit Widodo dan Doni. Pak Duidit kembali
mendapatkan ikan arwna dan Pak Doni mendapat ikan golden barramundi. Sedangkan
tim saya melalui Pak Ugi mendapat ikan cendro air tawar.
Hari ketiga: Bonus Arwana Babon
Semangat
kami terus bertambah di hari ketiga tanggal 22 Juli 2013. Tiga timterus beusaha
memdapat ikan. Perolehan pertama terjadi pada Pak Ugi yang mendapat ikan dengan
ukuran sedang. Perolehan semakin meningkat tatkala kami casting di salah satu
cekungan. Umpan Mamik disambar ikan
arwana besar. “Strike…! Arwana..^ teriak Mamik senang. Mamik terus memenangkan pertarungan dan
sepuluh menit kemudian ikan arwan berhasil dinaikan keatas kapal untuk diambil
fotonya, “Mantaaap…dengan senang hati hahaha…” ketawa Mamik bahagia.
Setelah di
foto-foto nampaknya ikan lemas sehingga Pak
Joe Mich turun untuk membelai ikan dengan lembut, dalam beberapa menit
kemudian ikan pulih dan sehat saat dirilis . Kami semua merasa senang bahagia.
Sambil mengarah pulang umpan Pak Doni masih disambar ikan golden barramundi
yang tentunya membuat kami merasa happydan mantaap bro.!!!***bm
boleh minta nomor kontak guide nya?
BalasHapus