Membahas
mancing ikan mas di negeri ini tanpa menyinggung mancing
galatama akan terasa hambar, Ibarat makan nasi tanpa lauk. Mancing ikan
mas dengan sistim galatama mulai populer di era tahun 80-an. Untuk mengetahui
cerita galatama kami mendatangi pancinger gaek, Bapak Akun juga pemilik toko
Pancing Garuda di kawasan Kemayoran.
Baba Ali pemilik kolam Telaga Mina Taman Min. Foto: Marcus W Nugroho |
Munculnya
galatama dimana para pancinger bosan mancing membawa ikan ke rumah lantas
mereka berpikir bagaimana cara membuat kompetisi mancing maka muncullah istilah
galatama meniru kompetisi sepak bola Indonesia yang sedang getol-getolnya di
persepakbolaan kala itu.Cuma pada generasi awal hadiah galatama bukan berupa
uang tunai namun masih berupa barang bahkan berupa hewan seperti kambing dan
kerbau. Empang yang popular adalah di daerah Gondrong petir.
Selanjutnya
membawa hadiah berupa hewan dinilai kurang praktis maka munculah ide bahwa
pancinger yang menang hanya membawa uang saja. Mulai dari situ maka hadiah berupa
uang dengan jumlah sesuai kesepakatan masing-masing kolam.
Ditengah munculnya
lomba galatama, Ali Muhahela atau yang dikenal dengan nama Baba Ali membuat
sebuah lomba galatama dengan nama Baba Ali Cup dengan hadiah uang yang
menggiurkan. Uniknya Baba Ali pada waktu itu belum memiliki kolam sehingga Baba
Ali Cup di gelar di kolam yang berbeda seperti di Kolam pancing Taman Ria
Senayan, kolam Telaga Fajar. Seiring dengan bergulirnya waktu bertambah pula
para peminat galatama maka Pak Ali Muhahela membuat kolam Telaga Mina di kawasan
Taman Mini.
Dari lomba
Baba Ali Cup ini, tanpa disadari telah memacu pemilik kolam galatama lainnya
untuk menggelar lomba mancing dengan
tiket besar jutaan rupiah dan hadiahnya pun sangat besar*** Marcus Widhi Nugroho
0 komentar:
Posting Komentar