Kamis, 03 Juli 2014

Untuk mengetahui sejauh apa potensi mancing di Pulau Sanghyang, Centrum fish net mengajak Berita Mancing dan Banten Fishing Community (BFC) pada awal Juni 2014 menjelajah Pulau  SangHyang. Dalam tim itu dibagi menjadi dua yaitu eksplore  mancing freshwater dan mancing dengan kapal  di sekitar Sang iang.
Sangiang, adalah sebuah pulau kecil yang terletakdi  Selat Sunda , yakni antara Jawa  dan Sumatera. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah kab Serang, Banten. terletak di titik kordinat antara 1054930 - 10552 Bujur Timur 556 - 55850 Lintang Selatan.
Jarak tempuhnya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit dari Anyer, dengan menggunakan kapal atau perahu bermotor. Keindahan alamnya, berupa terumbu karang dan pantai.

Pulau Sangiang yang sekarang dijadikan Taman Wisata Alam pada awalnya merupakan Cagar Alam seluas 700,35 Ha Kemudian pada tahun 1991 perairan di sekitar kawasan diubah menjadi Taman Wisata Alam Laut seluas 720 ha. Pada tanggal 8 Februari 1993 melalui SK Menteri Kehutanan No. 55/Kpts-II/1993 kawasan Cagar Alam diubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam dengan luas 528,15 ha.

Pulau sangiang ini juga terdapat sebuah perkampungan yang dihuni oleh perantau yang menduduki pulau Sangiang, pada saat pulau yang dimiliki perusahaan swasta tersebut terhenti proyeknya. Perkampungan tersebut bernama lagon  waru, dan yang tercatat disana ada lebih 50 kepala keluarga. Sayang sekarang warga pulau banyak pergi meninggalkan pulau karena pertumbuhan babi hutan sangat banyak sehingga merusak perkebunan warga. Di perkampungan ini dalam berkomunikasinya menggunakan 3 bahasa sekaligus, sunda, jawa, dan lampung. Pulau ini dimiliki oleh sebuah perusahaan swasta yang proyeknya kembali dilanjutkan dan bersifat pribadi atau belum terbuka untuk umum.
Mancing
Bagi kami (Berita Mancing), Pulau sangiang bagi sudah sangat familiar karena kami sering popping di sekitar Pulau Sangiang memburu ikan GT. Namun untuk mancing di tengah pulau dan casting land base di pantai belum pernah kami lakukan. Atas dasar inilah ketika kawan centrum mengajak survey lokasi mancing untuk acara gathering maka kami memutuskan untuk mancing di sangiang. Lalu kami mengkontak kawan-kawan Banten Fishing Community (BFC).

Kami dan kawan-kawan  Banten Fishing Community (BFC) ingin mengetahui sejauh apa potensi memancingnya. Setelah semalam berkumpul maka kami dan tim BFC memutuskan untuk mancing ikan-ikan freshwater di pulau dan mancing di pinggir-pinggir pantai sekitar Sangiang.
Mancing bersama kawan BFC sungguh menyenangkan karena kami sambut kawan-kawan BFC di markasnya di daerah Cilegon, penuh rasa persaudaraan. Semalam suntuk kami terus bincang bincang mancing dan baru pagi harinya kami menuju ke pelabuhan Anyer untuk menuju ke Sangiang.  
Dengan menggunakan kapal nelayan dari pelabuhan paku, Anyer kami pun berangkat ke pulau Sangiang. Dalam waktu satu jam kapal sampai di pulau Sangianh. Lalu beberapa orang memilih untuk eksplore mancing freshwater. Sebagian mancing dengan perahu namun memilih spot-spot dekat pulau.
Seharian penuh casting di  danau air payau namun tak satupun ikan yang menyambarnya.  Baru jam 1 siang kawan-kawan yang mancing dengan kapal datang membawa banyak ikan. Mereka mancing dasar di sekitar pulau yang di dapat adalah ikan botana, kerapu, kakap merah, kakap tua. Ikan-ikan itu sebagian kami bakar untuk lauk makan siang.

Usai makan siang ditepi pantai, maka kami tidak melanjutkan casting di Pulau Sangiang namun kami mancing ke sekitaran Sangiang sambil mengarah pulang. Perairan sekitar Sangiang memiliki arus yang deras karena berada di selat Sunda. Derasnya arus inilah yang menyebakan kami hanya mendapat beberapa ekor ikan saja dan kami kembali ke pelabuhan paku Anyer untuk kembali ke Jakarta.

Meski kami tak banyak mendapat ikan namun Pulau Sangiang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, terutama yang menyukai wisata bahari. Keindahan alam dan pantai serta karang yang dihiasi ikan berwarna-warni merupakan obyek wisata utama di kawasan ini. Selain itu TWA Pulau Sangiang memiliki potensi flora dan fauna yang beragam dan masih asli, terdapat pula bangunan dan goa-goa peninggalan zaman Jepang yang mempunyai nilai historis. Kegiatan Wisata Alam yang dapat dilakukan***mrk

0 komentar:

Posting Komentar