Selasa, 30 Oktober 2012

Satu minggu menjelang puasa, muncul ajakan mancing dadakan dari Haji Nur. Beliau langsung mengajak Pak Haji Najib, Pak Toni dan BM. “Besok pagi mancing yuk, nanti saya siapin nasi uduk Buchory” ajak Haji Nur. Jam 03.30 kapal meluncur ke Karang Krawang untuk ngotrek mencari ikan tembang dan selar sebagai umpan memburu tenggiri. Jam 6.0 pagi kami sampai di Karang Krawang, lalu beraksi mencari ikan kecil sebagai umpan. Lantaran trip ini dadakan dan kami tidak ada persiapan umpan seperti rebon dan cumi. Jadi kami hanya mengandalkan umpan hasil kotrekan dan udang yang dibeli Pak Toni menjelang berangkat. Seharian penuh menjelajahi lautan namun kami hanya menarik ikan-ikan kurcaci (sebutan untuk ikan-ikan kecil). “Yah.. kurcaci lagi..! Kurcaci lagi capek deh,” keluh haji Najib. Saat menjelang pulang, tiba-tiba pancingan BM terjadi strike. “Hupp..! Berat juga nih enggak kaya kurcaci,” kata BM. Benar saja seekor ikan kaci-kaci menggelepar tak berdaya. Nah di sini kami bahas soal ikan kaci-kaci. Ikan kaci-kaci memiliki nama inggris yellowdot sweetlip. Warna ikan kuning putih dengan bintik atau totol-totol kuning. Bibir ikan sangat seksi dan manis maka orang bule menamai ikan dengan sebutan yellowdot sweetlip dan nama latinnya (diagramma pictum). Ikan kaci-kaci muda suka bergerombol dalam satu kawanan, setelah tua ikan ini lebih cenderung berpisah dengan kawanannya dan menyendiri untuk menyambung hidup. Tempat yang di senangi adalah sekitar karang untuk mencegat ikan kecil yang nyasar untuk dimangsanya. Bila tak dapat mangsa ikan ini akan mengendus-endus pasir dan menangkap ikan-ikan kecil. Ikan kaci-kaci menyebar mulai dari Australia, laut Pasifik, Indonesia, Malaysia, Thailan dan India. Nah, terakhir pantun kami dendangkan: ikan kurcaci, nasi uduk Bochory, sampai di sini and I am sorry, hahaha.***Marcus W Nugroho

0 komentar:

Posting Komentar