Jumat, 04 Oktober 2013



Mancing Bersama MMT7 dan Dinasty FC
Golden Trevally Petarung Sejati 
Golden trevally yg di dapat Yofa Utama
 Belakangan ini banyak pancinger yang memburu ikan-ikan kuwe (trevally) dengan tehnik popping. Banyak media elektronik termasuk Mancing Mania Trans 7 juga banyak menayangkan bagaimana mancing kuwe dengan tehnik popping. Namun kali ini tim Mancing Mania Trans 7 terdiri dari Dudit Widodo (host), Hasan, Asep dengan kameraman Bram dan Wicak bersama Dinasty Fishing Club Surabaya yaitu Wanto, Utama dan Yanto serta Marcus dari Berita Mancing, memburu ikan-ikan kuwe dengan tehnik mancing dasar. Perburuan ikan kuwe ini terjadi pada beberapa waktu lalu. Bagaimana seru dan asik mancing kuwe jenis golden trevally, si petarung sejati yang dipancing  dengan tehnik mancing dasar akan kami sajikan sebagai berita utama.
Rasa capek dan lelah seketika itu hilang ketika rombongan MMT7 dan Dinasty FC sampai di Resort Berkah Binuangeun, Jawa Barat,  pada hari minggu sore. Kedatangan kami langsung disambut oleh kapten Jagat 8 dan krunya. Para kru kemudian membantu kami memindahkan semua piranti mancing dan logistik mancing dari mobil ke kapal. Usai loading barang, kapten dan kru kapal bersama Pak Wanto, dan Pak Dudit Widodo berbincang-bincang spot yang akan di tuju. “Pak kapten kita akan mancing dasar pada malam hari, carikan  spot yang kita andalkan untuk bisa bikin acara mancing di tivi,” kata Pak Dudit kepada Kapten dan kru kapal.  “Oke Pak,  rencananya kami akan membawa ke spot ikan kuwe di Karang Cetek yang lokasinya berada di  Selatan Pulau Deli,” kata Kapten Arman meyakinkan.


"Ini dia yg namanya golden trevally," kata pak Dudit
Setelah spot dan target ikan yang akan kami pancing ditentukan bersama, maka Km Jagat 8 meninggalkan muara Binuangeun. Digelapnya malam kapal Jagat 8 menuju spot karang Cetek Pulau Deli berpanduan GPS. Sementara itu Pak Dudit, Pak Wanto,Yanto dan saya  bersama abk  kapal menyiapkan rangkaian mancing dasar untuk ikan kuwe. Rangkaian dasar sama pada umumnya yaitu  dua kumis panjang dengan pemberat di bawah.
Dua jam perjalanan atau tepatnya pada pukul 22.00 kapal sampai di spot Karang Cetek Pulau Deli. Kapten Jagat 8 dengan panduan GPS mencari titik puncak Karang Cetek dan setelah menemukan spot, maka kapten menyuruh abk kapal menurunkan jangkar. Setelah kapal tepat labuh jangkar, maka kapten Jagat 8 menyilahkan Pak Dudit, Pak Wanto, Pak  Yanto  dan saya untuk mulai memancing.
Pak Wanto ketua Dinasty FC senang setelah mendapat golden trevally

Sama dengan pancinger umumnya, umpan yang kami gunakan untuk mancing adalah cumi-cumi. Ada 5 pancinger yang telah siap mancing yaitu Pak Wanto, Pak Dudit, Pak Yanto, Utama, dan Saya. Umpan segera kami turunkan. Dalam waktu yang tidak lama tiba-tiba joran Pak Yanto melengkung bertanda dimakan ikan. “Strikeee,” katanya sambil menggulung reel. Dalam tempo yang singkat ikan tongkol dari Pak Yanto mengawali hasil, “Lumayan untuk hasil pertama,” kata Yanto dengan senyum riang. Selang beberapa menit, metal jig Pak Wanto berhasil menghempaskan  ikan tongkol. “lumayan untuk pembukaan trip,” kata pak Wanto. Hal yang sama juga dialami oleh Utama juga mendapat tongkol. Selain tongkol ikan selanjutnya yang nyambar adalah ikan rainbow runner (salem) serta red snapper (kakap merah).
Mancing dasar tetap kami lanjutkan dengan target ikan kuwe seperti yang rencanakan dari awal bahwa target mancing adalah  ikan kuwe dengan mancing dasar.  Umpan cumi tetap menjadi umpan utama. Sepuluh menit kemudian ikan target mulai terpancing. Pak Yanto kembali mengawali strike ikan kuwe. “Mantaap ikan kuwe  mulai makan,” kata Pak Yanto saat direkam kameraman MMT7.
Yuup ternyata target ikan kuwe mulai muncul. Ikan kuwe kali ini oleh nelayan Binuangeun dinamakan  kuwe panjo. Kalo di daerah lain menyebutnya kuwe lilin. Kuwe panjo atau golden trevally memiliki nama latin Gnothanadon spesiosus masuk dalam keluarga Trevally alias ikan kuwe. 
Sedaapnya makan siang bersama di atas kapal

Ikan golden trevally hidup di dekat karang terutama di tubiran karang. Ikan ini hidup dalam kelompok kecil maupun  besar dalam mencari makan. Mereka akan berjalan keliling secara schooling dari satu karang ke karang lain untuk  mencari makan. Mereka akan berhenti  atau menetap untuk sementara di satu lokasi sepanjang  makanan yang disukai  masih tersedia. Bentuk ikan  ada warna kekuning-kuningan dari bagian rahang bawah  terus ke perut sampai bagian sirip bawah. Dibagian atas juga terdapat bintik kuning keemasan.
Ikan golden trevally tidak bisa besar seperti saudaranya ikan giant trevally. Ukuran terbesar pada ikan ini  hanya mencapai berat sekitar 15 kg. Jadi anda bisa bayangkan jika saat trip ini kamimendapat ikan rata-rata di atas  5 – 8 kg sudah merupakan lumayan besar dari spesies golden trevally.
Lantaran ikan golden trevally hidup di karang, maka dia juga hidup bersama ikan-ikan karang lainnya seperti jenis kakap (snapper), emperor fish bahkan ikan baronang (rabbit  fish) serta ikan karang lainnya. Tak heran bila kita mancing ikan ini sering kali kita mendapat ikan-ikan karang lainnya. Dalam trip ini kami juga banyak mendapat red snapper, lip emperor dan rainbow runner.    

Oke lah kalo begitu, sejak Pak Yanto mendapat ikan golden trevally, selanjutnya semua bolak balik narik ikan. Pak Dudit hampir terus memberikan komentar bagaimana asiknya mancing ikan golden trevally. Sambaran demi sambaran membuat malam itu kami benar bak mancing di kolam. “Luar biasa. Umpan turun langsung strike. Melebih mancing di kolam,” kata Pak Yanto yang baru pertama kali mancing di Binuangeun.  Hampir tiap saat 5 pancinger strike bersamaan mendapat perlawanan ikan golden trevally. Wow…. amazing.  Bram, kameraman MMT7 sampai enggak istirahat dan secara terus menerus mengabadikan keberhasilan kami memancing ikan kuwe dengan tehnik mancing dasar.
Sungguh luar biasa mancing ikan kuwe, karena ikan ini sangat atraktif  dan mengasikkan saat terpancing. Kebiasaannya yang selalu ingin membebaskan diri melalui perlawanan yang tiada hentinya sampai di permukaan air, membuat siapapun yang bertarung tidak akan merasa membosan.
Ya, kami sepanjang malam tiada bosan  bertarung melawan golden trevally. Pokoknya mantaap luar biasa. Pak Dudit, Pak Wanto, Utama semuanya riang dan bersuka cita lantaran menikmati bagaimana pertempuran dengan ikan kuwe panjo.
Pak Bambang Yanto memulai mendapat kakap merah

Dihentikan Jaring Rawe
Menjelang pukul 03.00 dini hari saat ikan golden trevally  sedang “ngamuk” memakan semua umpan yang turunkan, tiba-tiba Kapten Jagat 8 memerintahkan semua berhenti mancing dan kapal pindah lokasi. “Kita harus menghindari jaring rawe yang mulai mendekat kapal, takut jaring rawenya nyangkut ke mesin. Jaring rawe yang panjang sampe satu kilo lebih merupakan jaring rawe yang ditebar oleh nelayan setempat untuk memburu ikan. Agar tidak terjadi konflik antara nelayan rawe maka lebih baik kami menyingkir mencari spot ikan golden trevally  di tempat lain.
Pak kapten Jagat 8 mulai mengotak-atik koordinat spot yang  akan kami jadikan mancing dasar lainnya. Setelah koordinat di dapat, maka kapal melaju menjauh dari keberadaan jarring rawe dan menuju spot kedua.  
Di spot kedua ini lokasinya masih Karang Cetek (reefs). Sayangnya di spot kedua durasi strike sedikit berkurang dibanding lokasi pertama. Meski demkian semua pancinger merasakan fight dengan si golden trevally.
Saat Fajar Datang Ikan Hilang
Menjelang pukul 05.00 pagi sinar mentari semburat muncul dari ufuk timur. Kemunculan mentari pagi ternyata diikuti semakin hilangnya strike ikan golden trevally. Entah fenomena apa saat fajar menjelang ikan golden trevally o ternyata juga menghilang. Kepergian dan menurunnya ikan kami tanyakan kepada pak asep abk Kapal Jagat 8. Dengan senyumnya yang khas dia menjelasn hal ini kepada saya. “Hilangnya ikan kuwe saat matahari keluar itu hal yang biasa. Karena pada malam hari kita mancing pakai lampu sehingga ikan kuwe mencari makanan ikan kecil disekitar cahaya lampu. Dan tatkala sinar mentari masuk maka mereka cari makan secara berkelompok ke lokasi lain yang banyak makanannya.,” kata Pak Asep kepada saya.
Lantaran ikan dasar mulai enggak makan, maka kami memutuskan untuk maning trolling ke arah Pulau Tinjil untuk mengantar pak Wanto yang akan mengakhir mancing hari. Pak Wanto setelah makan siang dengan menu ikan bakar hasil pancingan, ia pulang dijemput Km Jagat satu. Sayangnya mancing trolling dari pagi hingga siang enggak berhasil.
Usai ngedrop pak Wanto pulang, kapal jagat 8 kembali mancing  trolling sampai sore. Lagi-lagi hasil trolling kosong. Menjelang sore, kapten jagat 8 kembali diskusi dengan kami dan mengutarakan maksudnya untuk kembali ke spot pertama. Kamipun setuju dengan gagasan kapten untuk mancing di spot pertama.
Sayang saat kami tiba di sana terjadi hujan dan angin.  Adanya hujan dan angin membuat posisi kapal berubah-ubah, geser terus. Kejadian ini membuat hasil mancing menjadi berkurang bahkan sampai tengah malan tak ada strike sama sekali.
Bram kameramen Trans7 (kanan) sempat narik ikan golden trevally

Serangan Fajar
Melihat gelagat ikan tidak makan, kapten Jagat 8 mengajak untuk pindah ke lokasi spot 3 yang tidak jauh dari spot 1. Waktu menunjukkan pukul 02.30 kami sama abk bergantian mancing sambil istirahat. Kru kapal menyilahkan untuk istirhat dan berjanji akan membangunkan tidur kami bila ikan makan. Benar saja baru rebahan sekitar 1,5 jam, Pak Asep abk Jagat 8 membangunkan  tidur kami dan mengatakan kalo ikan sedang makan. Pak Dudit, Pak Yanto, Utama, Hasan  nampak semangat sekali.
Benar saja saat menjelang pagi  terjadi “serangan fajar” dimana ikan golden trevally kembali menyergap umpan kami. Yeaahhh…. Senyum kami  mulai tersembul. Strike demi strike tiada hentinya kami dapatkan. Pak Hasan yang hari pertama tidak ikut mancing di hari kedua ini nampaknya paling banyak fight dengan ikan. Sementara itu,  Utama juga mengalami hal yang sama, dimana dia harus us bolak balik bilang mantaaap saat dishooting sama Bram sama Wicak.   Setelah semua sudah puas menarik ikan, kini pak Dudit memberi lampu hijau kepada Bram yang kerja sebagai kameraman untuk ikutan mancing. Bram pun tidak mensia-siakan kesempatan dan mulai fight dengan ikan golden trevally. Uniknya Bram berhasil mengangkat dua ikan sekaligus. 
Berita mancing  mantaaaapppp...!!!

“Tolong bangunin Asep, untuk mancing,” kata Pak Dudit. Si Asep pancinger Cianjur yang mana pada trip hari pertama enggak mancing lantaran mabuk laut pagi terlihat sehat. Ia pun mulai mancing dan terus menerus narik ikan sampai hilang sudah rasa mabuknya. Dari situlah ia terus tertawa gembira. Serangan fajar oleh golden trevally membuat semua senang dan bergembira ria.
Fishing trip bersama MMT7 dan Dinasty FC kali sangat menyenangkan. Perburuan mancing ikan golden trevaly sebagai petarung sejati  berhasil dengan sukses. Kami pulang dengan sejuta cerita yang  kami abadikan melalui Tabloid Berita Mancing. Thanks God.***Mrk

0 komentar:

Posting Komentar