Minggu, 28 April 2013


Suatu ketika saya dan kawan-kawan Tabiler Fishing Club pergi ke Gadog, Puncak Bogor. Di gadok terdapat kebon dan sawah milik Pak Tom Pratomo anggota Tabiler FC. Lalu Di sungai dan parit pematang sawah serta kolam terdapat banyak ikan wader. Lantas kawan-kawan saya sepakat untuk membuat kompetisi memancing ikan wader. Siapa yang mendapat ikan paling banyak akan mendapat hadiah ala kadarnya.
Lomba mancing wader ini jelas menguak memori sewaktu masih anak-anak diantara kami. Saya dulu paling sering mancing wader. Dulu sewaktu kecil saya  wader dengan joran bamboo, kenur seadanya dan kail kecil. Dengan menggembalakan kambing dan menjaga sawah, waktu yang kosong saya pergunakan untuk mancing wader. Masa kecil dengan ikan kecil cukup menyenangkan. Seiring dengan berjalannya waktu, sudah puluhan tahun saya tak jumpa dengan wader  dan terbayangkan akan jumpa kembali, karena sekarang saya tinggal di ibu kota Jakarta yang nota bene sungainya kotor. 
Saking kecil lubang kail, Pak Tom Pratomo kesulitan memasukan kenur ke kail

Namun ketika Pak Tom Pratomo mengundang lomba mancing wader, memori masa kecil terkuak kembali. Dan kami kembali seperti anak-anak, main di pematang sawah, main di pinggir kali dan tentunya main hujan-hujanan hanya untuk wader.
Yang menggelikan dan lucu dalam lomba mancing wader ketika kami mencoba memasang kenur ke lubang kecil. Lantaran usia kami sudah tua, maka memasukan kenur ke lubang kail adalah pekerjaan yang sulit. Pak Tom Pratomo yang usianya diatas 70, harus minta tolong kawan saya Edi Kehed Bat setiap kali masang kenur ke kail. “Mata tua sudah ga awas hehehe,” kata Pak Tom kepada Edi. Ternyata soal memasang kenur ke kail semua mengalami kesulitan. Untungnya ada Edi kehed yang masih muda jadi dialah yang memasang kail kami.  Lomba mancing wader yang dilakukan Tabiler FC memang bukan berorientasi meraih hadiah dan juara namun menjadi ajang bergembira ria mengenang masa kecil ketika pertama kalinya mengenal mancing. 

ikan wader adalah jenis ikan air tawar yang paling gampang ditemukan di kolam – kolam dan waduk ataupun sungai yang airnya jernih. Ikan ini memiliki kekhasan yakni adanya dua bintik yang terdapat dibawah badannya. Ikan wader termasuk dalam suku Cyprinidae dan terdapat di perairan tawar di seluruh nusantara dan dalam bahasa Inggris diberi nama spotted barb. Ikan ini memiliki ukuran kecil sebesar jari kelingking dan yang paling besar bisa mencapai ukuran 2 jari manusia atau bahkan lebih.

Ikan wader di alam liar memakan semua makanan yang ada di alam alias omnivora. Ia makan berbagai jenis makanan seperti telur ikan lain, lumut dan berbagai jenis serangga air. Ikan ini termasuk ikan yang rakus bahkan besifat karnivora karena ia juga makan telur ikan wader lainnya yang ada di perairan.
Ikan wader di Indonesia hanya digunakan sebagai ikan konsumsi alias dimakan, namun di negara eropa jenis ikan ini dipelihara sebagai ikan hias karena memiliki warna keperakan yang indah, dan beberapa jenis lain dari wader juga memiliki warna kehijauan sehingga lebih indah saat dipelihara di aquarium. Jenis lai dari ikan wader dapat berwarna merah dan kuning keperakan, namun semua memiliki ciri yang sama yaitu adanya bintik hitam di bagian bawah tubuhnya.


Untuk memancing wader sebetulnya tidak ada tehnik khusus, tapi bagi penikmat mancing tentunya memancing tidaklah sekedar mendapat ikan, tapi tentu ingin merasakan sensasinya. Berdasarkan pengalaman, fishing tackle yang dipergunakan akan menentukan kenikmatannya. Tips berikut ini bisa dicoba jika ingin merasakan sensasi mancing wader.

Joran :
Sebaiknya pergunakan joran tegeg yang soft atau medium taper panjang 2,4 atau 2,7 m ( disesuaikan dengan kondisi lokasi ) semakin lentur joran akan semakin sensitif merespon tarikan ikan wader yang ukurannya memang kecil kecil.
Line :
Pilih line mono yang sekecil mungkin ( mis. 0,1 atau 0, 12 mm ), line yang semakin kecil akan terasa lebih terasa nikmatnya mancing wader.


Hook :
Pilih mata kail carbon no. 0,5 – 0,8 . Mata kail yang terlalu besar akan kurang efektif karena ikan mudah mocel, memang dibutuhkan keahlian tersendiri untuk memasang mata kail no. 0.5 / 0,8 pada senar 0,1mm.

Pelampung :
Pilih yang model bulat memanjang dengan panjang kl. 3cm. Pelampung di sini selain berfungsi sebagai indikator saat umpan dibawa lari ikan juga supaya umpan menggantung di tengah air. Atau bisa menggunakan pelampung bulat kecil.

Pemberat :
Gunakan timah lipat yang tipis dengan ukuran 10 X 5 mm, berfungsi supaya umpan lebih cepat masuk ke dalam air. Gunakan sedikit saja, agar umpan cepat masuk namun pelampung tidak ikut tenggelam.

Umpan :
Karena wader termasuk ikan yang rakus, banyak jenis umpan yang bisa dipergunakan, seperti : cacing, pelet, nasi, roti, tahu bacem, dtempe busuk yang dicampur bawang, bakwan, ubi, lumut, telur semut merah, ulat buah (sukun, belimbing, dll), atau campuran dari telur mentah, pelet, biskuit, dan snack anak-anak. Setiap daerah mempunyai ciri khas umpan untuk mancing ikan ini.

Di daerah lain seperti di daerah Jawa Barat, kalau tidak salah, ikan wader disebut dengan beunteur . Dipancing menggunakan joran khas Jawa Barat, yang disebut jejer, super light tackle yang bahkan tidak memiliki kelas lbs (pounds) saking lenturnya piranti ini. Kebanyakan jejer-jejer itu bikinan sendiri dan kadang begitu 'mewah' dengan aksesoris unik misalnya gagangnya terbuat dari tanduk rusa dan lain sebagainya. Kelenturan joran ini menurut saya sangat luar biasa, karena saat dimakan ikan-ikan beunteur mungil itu joran harus tetap bisa memberikan ‘tanda’ kepada pancingernya.

1 komentar: