Selasa, 10 Maret 2015



Bagi pncinger bagan daerah Tanjung Kait pastinya sangat familiar dengan Babeh Marsan. Ia adalah pelopor mancing bagan di daerah Tanjung Kait dan sekarang ini dia memiliki 20 bagan mancing. “Awalnya buka bagam mancing sekitar tahun 90an, dimana saat itu saya merasa perlu usaha lain di luar matapencaharian saya sebagai nelayan. Maka saat muncul usaha mancing bagan yang bisa menghidupi keluarga saya hingga kini,” kata Babeh Marsan kepada Berita Mancing.

Sewaktu muda Babeh Marsan adalah seorang nelayan biasa yang mengeliling lautan Jawa dan Sumatera dengan perahu layar. “Dulu waktu saya masih kuat, saya nelayan kecil yang berlayar dengan menggunakan layar berkeliling hingga pulau Madura, Semarng, Cirebon. Kami juga berlayar ke Sumatera seperti Bangka.  Dan saya juga berlayar ke Ujungkulon dan palabuhan ratu.Saya hanya menggunakan  perahu layar memancing ikan,” cerita Babeh Marsan.

Seiring dengan semakin menua fisiknya yang mana babeh Marsan sekarang usia 60an tahun dengan 6 anak serta 8 cucu maka Babeh Marsan konsentrasi penuh mengantar tamu mancing bagan.  “Saya bersyukur bisa usaha menjadi pemandu mancing bagan. Setiap harinya ada saja orang yang memancing dan hasilnya bisa untuk makan keluarga,” cerita Babeh Marsan.

Dalam soal ilmu mancing bagan, Babeh Marsan tidaklah pelit membagi ilmunya kepada pancinger maupun  teman-temannya yang ingin membuat bagan. “Dalam membuat bagan kita harus tahu struktur dasar laut seperti lumpur dan psir agar kuat tidak terbawa gerusan ombak,” kata Babeh Marsan. Ketika ditanya berapa modal satu bagan, ia menjawab itu relative tetapi kisarannya antara 4 juta – 6 juta.
Kini Babeh Marsan dan para pemilik bagan di Tanjung kait mulai menikmati hasilnya, apa lagi setelah banyaknya pancinger bagan yang semakin hari semakin bertambah. Tambahnya pancinger bagan tambah pula harapan hasil di Babeh Marsan.***

4 komentar: