Selasa, 03 Februari 2015



Fery Nugroho dengan GT mama SMR

Merencanakan event besar dan berhasil mewujudkannya adalah kebanggan terbesar buat AFC ( Archipelago Fishing Community ). Terlebih bisa menggandeng club-club dan team besar yang sangat aktif di dunia mancing Tanah air seperti Baramundi Fishing Community Semarang, Mancing Mania Surabaya, Bolang Adventure serta peserta perorangan yang nama-namanya sudah sangat tersohor. Siapa orang yang paling antusias dan bekerja keras untuk event ini selain panitia, dia adalah Rudi AFC. Selain gila mancing dia memang punya waktu yang lebih fleksible. Jadi jangan coba-coba “ngeracunin” mancing dia. Tantangan pasti akan disambutnya. Expedition ini terjadi pada tanggal 19 Oktober 2014. Bagaimana serunya ekspedisi ini ditulis oleh Agus Suyanto.


Tiga kapal disiapkan dengan target 42 angler. Pada akhirnya tercatat 40 orang peserta positif mengikuti trip bertajuk Sea Mount Reef Expedition. Kapal yang sudah tak asing lagi dengan spot-spot Gosong Pasir, Sea Mount Reef dan Gosong Sendal. Adalah Kapal Singa Laut dengan Kapten Dalim, Berdikari 8 Bowo dan Berdikari 9 Dartim. Kapten-kapten yang sangat berpengalaman dan tak perlu diragukan kemampuannya.


Target ikannya cukup beragam. Diantaranya Ruby Snaper, Amberjack, Dogtooth, Kurisi Bali, Lizard Fish, Giant Trevally, Diamond Trevally, Tengiri dan ikan-ikan besar lainnya menjadikan event mancing di spot mancing ini menjadi sangat dinantikan. Semua sangat antusias menyambut trip ini. Terlihat dari komunikasi yang intensif menjelang hari H, Jumat-Sabtu-Minggu 17 – 19 Oktober 2014. Maka tak heran, para pemancing salt water tidak pernah jemu untuk kembali dan kembali mengulang untuk memancing ke SMR. Potensinya masih sangat besar.


Teknik mancing yang bisa diaplikasikan juga beragam. Mancing dasaran, Trolling, Ngoncer, Jigging, casting dan yang sedang populer adalah Cast Jig. Lure menggunakan metal Jig berat kurang lebih 50-75 gram adalah yang sangat ideal. Apalagi jika ditambah ESKA. Maka dipastikan akan semakin menggoda ikan target. Yang terlihat seperti mustahil adalah ngotrek. Ternyata ngotrek di seputar SMR juga sangat efektif. Pastinya line dan kail yang digunakan harus menyesuaikan dengan jenis ikan dan ukurannya. 


Berangkat dari base camp AFC di Tebet menggunakan bus pariwisata full AC dan Music. Sehingga dalam perjalanan menuju dermaga Lempasing menjadi tidak menjemukan. Bahkan beberapa diantara peserta menunjukan kebolehannya berkaraoke ria di dalam bus. Team MMS dan BFC dijemput di Bandara Sukarno-Hatta Cengkareng. Karena kemacetan disekitar Bandara akibat perbaikan jalan, membuat jadwal tiba di Lempasing yang seharusnya sekitar jam 6-7 pagi, molor hingga pukul 11 siang. Tetapi semua masih bisa disiasati dan tidak terlalu mempengaruhi. Yang membuat tertawa yaitu saat ABK mengirim foto dengan pose selonjoran seolah jemu menunggu peserta trip tiba dan menaiki kapal yang sudah siap sejak pagi.


Dari pantauan cuaca beberapa hari sebelum trip terlihat cuaca masih belum teduh. Tetapi memang rata-rata seperti itulah kondisi spot ini. Bisa berubah dengan sangat cepat. Perairan teluk lempasing memang memiliki kondisi yang sangat ideal untuk dermaga. Terlindung dari tanjung dan pulau-pulau di jalur pintu teluknya. Tak heran di dua jam perjalanan awal laut terlihat sangat bersahabat. Tetapi begitu keluar pintu teluk, kondisi cuaca yang sebenarnya baru bisa dirasakan. Tiga kapal tak bergeming terus menembus gelombang menuju spot pertama.
Berangkat to SMR


PESTA STRIKE DI KM SINGA LAUT
KM Singa Laut memilih Gosong Pasir sebagai spot pertamanya. Sepanjang perjalanan sebagian besar pemancing memanfaatkan waktu untuk beristirahat. Sampai sekitar jam 7 malam. Rudi mengawali strike doggie ukuran sedang dgn tehnik jigging kemudian di lanjut oleh Daeng dan cak Amin secara bersamaan. Triple strike ! Suasana semakin gaduh. Tak ayal menbuat teman-teman yang sedang ber istirahat pun langsung ikutan mancing dengan tehnik jigging , Semua peserta mendapat  sensasi strike dogie , om Enrico dan om Bambang sangat enjoy meladeni betotan dogie dan kue lilin yg terkenal liar. Malam semakin larut , beberapa rekan mulai lelah dan kembali beristirahat. Sementara itu sebagian yang lain masih bertahan mancing dengan tehnik konceran dan jigging. Di malam pertama berhasil mengisi 1 coolbox penuh .


Lanjut di siang harinya seekor Mama GT tergoda menyambar rangkaian trolling Feri, tak lama berselang piranti trolling Daeng mendapat sambaran GT pula. Kedua GT landed sempurna. Dirasa sudah kurang efektif trolling kapal diarahkan ke spot dasaran. Kotrekan Chandra disambar ikan, dibatu P Feri akhirnya Amberjack jumbo landed.


Pesta strike terus berlanjut di KM Singa Laut hingga tengah malam di spot Gosong Pasir. Pakai teknik apapun bisa strike. Sepertinya ikan memang sedang buas-buasnya. Angin semakin kencang dan gelombang juga makin besar. Semua peserta trip sudah merasakan semua sensasi pesta strike dan kelelahan. Kapal berteduh di Gosong Sendal hingga siang hari searah dengan arah pulang ke dermaga. Lempasing.


Yang paling berkesan di team KM Singa Laut adalah Pelayanan abk dan kegigihan Kaptennya. Fasilitas yang ada di kapal semua dimaksimalkan untuk tamunya. AC dikamar istirahat on 24 Jam. Ruang Karaoke juga dimanfaatkan untuk bersosialisasi antar pemancing saat istirahat jika ikan sedang kurang aktif. Menu-menu terbaik termasuk bubur kacang ijo dan ikan bakar adalan masakan yang paling top. Selain itu semua pemancing di kapal ini meskipun menghadapi situasi yang ekstrim mereka tetap fokus pada tujuan awal. Memancing ! Salut buat team ini.
Sebagaian hasil mancing


BERDIKARI 8 & 9 BERLINDUNG DI GOSONG SENDAL.


Ketiga kapal di expedition SMR selalu berkomunikasi intens lewat radio. Selain untuk alasan keselamatan, radio juga berguna untuk sharing kondisi spot masing-masing kapal, dan bercanda untuk menghilakang kejenuhan. Melihat kondisi gelombang yang cukup tinggi dan telah terjadi 2 kali air naik keatas kapal, Juga fisik para pemancing di BD-9 kami sepakat menuju spot Gosong Sendal yang gelombang relatif lebih baik. Spot-spot terbaik dijajal semua hingga spot di dekat pulau belimbing. Namun ikan yang naik rata-rata table size semua. Ikan Lencam Babi, Baracuda, Kerapu Lodi, kurisi dan Kakap Merah.


Secara umum mancing di BD-8 dan BD-9 bisa dibilang kurang berhasil. Kami menyadari ini semua karena kondisi alam dan soal ketahanan fisik para pemancing yang jadi kendala. Kapten dan ABK telah bekerja keras dan profesional. Tujuan memancing memang mengejar strike. Tetapi diatas segalanya adalah keselamatan pemancingnya.


Diselang perjalanan pulang yang cukup panjang kapal diarahkan menyusuri tepian tebing pulau sumatera. Disuguhi pemandangan yang eksotis para angler tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendokumentasikannya. Berpose dan bersosialisasi dengan pemancing dari berbagai kota.


Persis seperti pengalaman memancing pada umumnya. Alunan gelombang yang memabukan membuat sebagian pemancing memilih istirahat. Makanpun menjadi kurang berselera. Saat kapal bisa melaju pilang dengan stabil. Menu ikan goreng saus pedas yang disajikan semua ludes. Maklum sebagian memang ada yang tak bisa makan normal karena mabuk.


Dari trip panjang ini saya ingin membagikan tips mengatasi mabuk laut. Makan dan istirahat yang cukup sebelum waktu memancing adalah sangat penting. Usahakan tidak membuat rangkaian didalam kapal. Karena jika kita terfokus pada satu hal, akan meningkatkan resiko mabuk laut. Jika sudah terasa sedikit mual jangan memaksakan diri. Beristirahatlah ! Memuntahkan isi perut untuk sementara memang melegakan. Tetapi kalau perut kosong, stamina akan cepat drop. Setelah makan usahakan tidur agar makanan bisa terserap sempurna. Jika sudah lewat 2 jam bisa kembali melakukan aktifitas memancing. Kurangi merokok, Tidak minum minuman bersoda, perbanyak minum air putih dan buah-buahan, untuk mengurangi bau bahan-bakar dan asap kapal sebaiknya memakai masker. Itulah beberapa tips untuk menyiasatinya.


Obat yang paling mujarab mengatasi mabuk laut adalah naik ke darat. Ini terlihat saat ketiga kapal mulai menurunkan para pemancing semua tampak ceria. Apalagi saat ABK mulai menurunkan ikan-ikan hasil mancing. Sambil berkelakar, bercanda, dan menunjukan ikan tangkapan masing-masing. Sesi berfoto dengan ikan terbesar berlanjut di darat. Setelah pembagian ikan kami melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta.


Sebagian merasa puas dengan trip ini dan sebagian merasa ingin mengulang untuk mendapatkan strike lebih banyak. Itulah mancing. Sukses mancing ketagihan, Boncos penasaran. Trip selanjutnya kapan ? Kemana ? Ada yang merencanakan ke Alor, Lombok, Sabang, atau Pacitan. Rencanakan dari sekarang agar pada saat tiba waktunya sudah siap semua. Aku kini sedang memimpikan casting backpacker di pulau Sebesi 15-16 November ini, tak sabar menunggu saatnya tiba. Tetap mancing, Tetap refreshing, agar hidup semakin berwarna.
BR/agus suyanto

0 komentar:

Posting Komentar