Komunitas Goes dan Mancing Bukit Rivaera Sawangan
Bersepeda dan memancing, ternyata kedua hobi ini bisa dijalani secara
bersamaan. Justru kedua hobi ini saling bersinergi dalam mencintai alam ini.
Trek ke gunung dan menuju ke sebuah danau atau spot fishing bisa ditempuh
dengan cara bersepeda akan menambah rasa yang senang yang mendalam. Setelah
sampai di lokasi danau mereka bisa memancing sambil melepaskan lelah. Nah acara seperti inilah yang dilakukan para
penggemar fun bike di perumahan Bukit Rivaera Sawangan, Bogor. Bagaimana seru
dan lika-likunya bersepeda akan kami
laporkan buat anda.
Tatkala sinar mentari masih malu-malu bersinar, pagi itu komunitas fun
bike sudah bersiap-siap melakukan kegiatan melakukan goes (bersepeda ria) sambil memancing. Beberapa orang menata sepeda
di lapangan perumahan Bukit Rivaera. Sebagaian mereka menyiapkan alat pancing
yang akan di pergunakan untuk memancing.
Satu persatu para pancinger
penggemar sepeda mulai berdatangan dan mulai berkumpul.
Setelah semua berkumpul dan sebelum berangkat Pak RW memberikan
pengarahan kepada teman-teman dan rute yang akan dilalui. “Kali ini kita akan lalui trek kebon kacang.
Jalan setapak namun kami tidak memilih trek ekstrim karena kami diikuti tabloid
Berita Mancing yang membawa sepeda motor. Selanjutnya kita akan menuju ke Danau
Jampang di daerah Parung, untuk memancing ikan di sana. Usai mancing
selanjutnya trek akan kami lanjutkan menuju ke pendopo melewati Vihara ,” kata Pak RW kepada rekan-rekannya.
Setelah mendengar pengarahan dari Pak RW sebagai leader dalam goes
mancing ini. Kami pun mengadakan doa bersama meminta kepada Tuhan untuk
melindungi dalam acara ini. Usai berdoa
tanpa aba-aba start layaknya balapan sepeda, para goeser pun berangkat meninggalkan
lapangan perumahan Bukit Rivaera. Sepeda gunung mereka meninggalkan tempat
kediaman mereka dan mereka mulai menyusuri jalan-jalan setapak mulai dari
pinggiran perumahan bukit Rivaera.
Kami memilih untuk ikut diantara mereka saat menggoes bersama. Pelan
namun pasti sepeda mereka terus maju dan menembus kebun singkong warga. Pak RT
sebagai leader membawa kami blusukan bak Jokowi menyusuri kebon
ke kebon dan kampung ke kampung. Udara segar pagi itu kami hirup dalam-dalam,
hemmm segararrr, sementara itu kaki-kaki mereka terus menggoes naik turun,
membakar lemak hingga membuat badan yang
fresh dan sehat.
Tatkala sampai di ujung kebon singkong mereka berhenti menunggui saya.
“Pak markus jalan duluan, lurus lalu naik ke kanan mentok. Sampai di ujung
jalan setapak kami semua akan berhenti. Viewnya bagus untuk foto bersama,” kata
pak RW kepada saya. “Ok saya jalan dulu…,” kata saya mendahului rombongan. Kami
melewati tanah merah yang becek dengan pemandangan kiri kanan kebon singkong,
kemudian jalan mulai menanjak dengan
tanjakan sekitar pukul 2 derajat. Jalan
sangat becek sehingga ban kami harus
meleset ke kanan ke kiri. Sampai diujung
tanjakkan saya menunggu rombongan goes yang sedang menanjak.
Dari atas saya melihat rombongan sepeda terseak-seok dengan mengayuh
terengah-tengah meliputi tanjakkan kebon singkong. Pelan namun pasti mereka
akhirnya sampai di diujung tanjakan. “Mantaaaap…!!,” kata mereka satu persatu.
Trek tanjakan dengan jalan setapak dengan jalan setapak merupakan trek yang
dicari untuk meningkatkan andrenalin goeser. “Trek tanjakan adalah salah satu
trek yang di cari karena dengan begini kita bisa mengukur sejauh apa kekuatan
fisik kita,” kata pak RW kepada kami.
Setelah semua sampai di tanjakan kebon singkong, sepeda mereka membuat
formasi berbaris secara sejajar dengan menghadap ke depan. Setelah semua siap
lalu saya mengabadikan kegiatan mereka. Bagaikan paduan suara tatkala kamera
handycam dan potret saya mengabadikan
moment ini mereka teriak, “Goesssss…… mantaaaaapp,”.
Diperhentian singkat tanjakan kebon kacang, perjalanan goes kami
lanjutkan menuju ke kampung pinggiran di daerah Sawangan Parung. Di desa desa
pinggiran kami menemukan warga yang masih hidup dalam kesederhanaan. Dari sini
saya teringat masa masa kecil saat sekolah di desa, dimana kala itu saya berangkat sekolah menggoes sepeda melawati
kampung dan pegunungunan. Memori masa kecil yang menggembirakan ini terus kami
kenang satu persatu. Hampir 30 tahun
yang lalu ternyata bisa kami nikmati kembali saat goes bersama komunitas
pancinger di perumahan Bukit Rivaera.
Dari perkampungan desa kami menemukan jalan penduduk yang rata dan
datar dengan kondisi jalan beraspal. Pada kesempatan jalan rata ini kawan-kawan
Nampak ceria dan bersepeda dengan santai tanpa hambatan. Ibarat lautan yang tak
berombak,dimana kita bisa menikmati semilirnya angin laut dan menatap awan biru
dengan indahnya. Dalam trek datar ini kami terus menuju ke trek yang lebih
ekstim yaitu jembatan gantung.
Spot Jantung di jembatan gantung
Usai jalan datar Pak RW
menghentikan sepedanya dan memberitahu saya bila kita ikuti jalan setapak ini
akan ketemu turunan tajam berbentuk huruf “S”. “Di depan ada turunan yang
sangat ekstim berbentuk hurup S dan diujung tikungan terdapat jembatan gantung.
Nanti pak Markus duluan ambil moment penting di trek ini,” kata pak RW. Lalu
saya dengan sangat pelan menyusuri turun ekstrim itu. Rem harus ekstra
hati-hati. Rem depan dan belakang harus pakem sebab kalau tidak sepeda bisa
meluncur slip.
Saya berhenti tepat dipertengahan
tikungan supaya bisa merekam goeser saat
menuruni jalanan. Posisi ini saya bisa merekam para goeser saat turun dari atas
dan menuruni jalan. Krettt ngiiiiiitt bunyi rem sepeda berderit tatkala mereka
melewati lintasan turunan tajam. “Ini dia yang paling asiiiikkkkk,” teriak
goeser pertama yang menuruni trek ini.
Satu persatu mereka menuruni trek turunan tajam. Woi rata-rata semua mengakui
andrenalin mereka terpacu tatkala mereka melewati ini. “Kalo dalam mancing trek
adalah strike ikan babon, dimana pancinger ada rasa gemetar apakah bisa
memenang pertarungan atau tidak. Kami harus hati-hati agar menang. Nah dalam
goeser juga sama, kami harus hati-hati agar bisa melalui trek ekstrim ini,”
cerita Erwin kepada.
Diujung jalan pada turunan tajam terdapat jembatan gantung, di sini
goeser harus hati-hati supaya tidak terpeleset masuk ke sungai. Satu satu melewati jembatan gantung. Setelah
semua melewati jembatan maka kami pun melakukn foto bersama jembatan itu. View
atau pemandang alam sungai dan jembatan gantung sangat indah membuat hati kami semua senang.
Lalu kami melanjutkan perjalanan dengan mendaki pendek lalu kami sampai
di jalan Raya Parung. Untuk menjaga
keselamatan dalam mengoes di jalan raya, kami mengoes secara berkelompok satu
persatu. Tak lama kemudian rombongan mengarah ke setu perhubungan parung atau
setu jampang.
Casting Gabus.
Pak RW dan rombongan menghentikan
goes tepat di depan bendungan pengairan setu perhubungan. Beberapa orang
lalu mengeset alat casting dan yang lainnya istirahat. Pak Erwin, Budiman, Pak
RW langsung casting menyusuri danau.
Tiba-tiba Erwin berteriak riang karena umpan froggy disambar gabus,
“Strike brow…” kata dia sambil bergaya memamerkan ikan gabusnya besar. Setelah
mendapat satu ekor, lalu Erwin kembali menggoes sepadanya menyusuri danau untuk
mencari spot ikan gabus.
Para pancinger goeser mereka mancing tidak membuat group layaknya
goeser bersama, namun mereka masing-masing menyebar dalam mencari spot. Dari
kejauhan saya melihat Budiman melambaikan tangannya dan mengangkat ikan gabus.
“Saya cast di dekat rerumputan dan ternyata ada penghuninya. Ini dia
penghuninya ikan gabus tanggung,” kata Budiman tersenyum lebar menunjukkan ikan
gabus hasil pancingannya.
Rata-rata pancinger mendapat satu ekor ikan gabus, jadi total ikan yang kami dapat saat
itu ada 6 ekor ikan gabus. Kehadiran goeser semakin seru tatkala bertemu dengan
para castinger yang bergabung dalam klub SH2G.
Setelah satu jam lebih memancing kami akhiri karena kami akan
melanjutkan goeser ke pondok untuk makan bersama. “Kita akan melewati Vihara lalu kita
istirahat di pondok dilanjutkan makan
siang dengan menu ikan gabus pucung, hemmm mantaaap,” kata Pak RW mengajak
kawan-kawannya menggoes lagi.
Jalan trek ke pondok view-nya sangat bagus. Desa perkampungan dengan
jalan aspal yang mulus dan datar. Sampai di gerbang utama Vihara mereka
berhenti bersama untuk melakukan foto bersama.
Kini akhirnya sampai pada tujuan akhir yaitu rumah kecil dikampung yang
mereka sebut pondok. Di rumah ini merupakan rumah persinggahan para goeser.
Sampai di sana sudah ada tim pendahulu yang menyiapkan kelapa muda dan makanan
dengan salah satu menu adalah ikan gabus pucung hasil pancingan. Air kelapa
muda yang membasahi kerongkongan kami membuat rasa dahaga hilang seketika. Di
pondok ini kami mengakhir petualangan goes fun bike sambil memancing. Kedua
hobi inimemancing dan bersepeda bisa memberi inspirasi klub-klub fun bike lain
untuk mengisi acara mancing di tengah goesnya. Yang jelas mancing saja sudah
mantap ditambah goes akan semakin mantaap rasanya.***Marcus Widhi Nugroho
Suport by
Tm Popper
butuh tm Popper ? call Marcus 082114934423
0 komentar:
Posting Komentar