BERITA MANCING. Membahas ikan tentu saja mengingatkan kita bagaimana pelajaran biologi saat kita masih duduk di bangku sekolah. Jujur saja, soal anatomi ikan jarang dibahas dalam pelajaran sekolah. Pustaka berbahasa Indonesia yang membahas mengenai ikan pun jarang ditemukan. Padahal soal seluk-beluk ikan, tentu saja berguna bagi penggemar mancing, karena dengan mengetahui abcd-nya ikan, paling tidak pancinger bisa memahami apa yang sedang di burunya.
Ikan adalah binatang yang hidupnya di dalam air. Hewan ciptaan Tuhan ini pada dasarnya hampir sama dengan binatang-bintang yang hidup di darat. Ikan juga memiliki indera seperti indera penglihatan, indera penciuman, idera perasa, indera pendengaran. Selain panca indera yang dimiliki, ikan memiliki satu indera lagi yang digunakan untuk mendeteksi bila di sekitarnya terjadi bahaya yaitu literal line (garis perusuk). Dalam Alkitab, bahwa Allah menciptakan laut dan segala isinya untuk dikuasai oleh manusia. Setelah penciptaan manusia, Allah menciptakan lautan dan segala isinya termasuk ikan.
Soal sejak kapan ikan itu ada di dunia memang tidak ada yang tahu secara pasti, namun para ahli telah menemukan fosil ikan. Dari penemuan fosil dapat diketahui bahwa ikan muncul pertama kalinya pada zaman Ordivician yang dimulai 460.000.000 tahun lalu. Namun penemuan fosil tersebut belum jelas apakah dari jenis ikan air tawar atau ikan laut. Penelusuran fosil pada periode Silurian menunjukkan adanya bukti bahwa ikan yang paling primitive adalah ikan tanpa rahan. Mulutnya berbentuk sebuah lubang untuk memangsa binatang kecil yang berada dalam lumpur.
Selanjutnya pada zaman Devonin, ikan telah menyebar luas di perairan dan merupakan bintang yang umum sehingga zaman Devonian dinamakan “zaman ikan”.
Pada zaman Kambirium, perairan daratan membuka kemungkinan kehidupan di laut. Jelasnya organisma pertama dan tertua yang dianggap sebagai ikan, hampir dapat dipastikan, telah mengembangkan diri di air tawar. Pada waktu itu ikan tanpa rahang dan ikan berahang, bersama berada dalam semesta. Umumnya ikan berahang adalah ikan panter (Ostracodemi), mempunyai tulang kepala besar dn gepeng, di dasar rawa atau di dasar sungai. Pada mulanya Ostracomei mendominasi perairan, namun lama kelamaan punah, kini tinggal Lampe (Ptromyzontidea) dan Tusuk lender, Myxine glutine (Muxinidae). Sedangan ikan berahang mencari pakan efektif, menggantikan dominasi Ostradermi.
Ikan berahang adalah placodermi peraira, sebagai bentuk moyang ikan bertulang rawan. Dari jaman Devonian tersebut munculah ikan modern sekarang ini yaitu ikn hiu dan ikan bertulang belakang (bony fish). Ikan bertulang belakang yang pertama adalah ikan yang mempunyai tulang besar di siripnya dan ikan bertulang rawan.
Kini ikan sirip bertulang belakang besar masih ada yaitu ikan “paru”. Selanjutnya penemuan besar dari ikan purba adalah ikan tulang belakang berongga (Coelecant). Ditemukan di muara sungai Chalumne pada tahun 1938 dan dinamakan Latimeria calumnae yang diperkirakan telah punah pada 70.000.000 tahun lalu. Pada tahun 2000, ikan jenis ini ditemukan di perairan Sulawesi Utara. Kemudian dinamakan Latimeria menadoensis.
Nah pada saat ini ketika global warning melanda dunia yang sebagain besar adalah lautan yang di huni oleh ikan-ikan, maka yang namanya evolusi ikan terus berlanjut entah sampai kapan dan bagaimana bentuknya kita tunggu generasi anak cucu kita yang menelitinya.*** dirangkum oleh Marcus Widhi Nugroho dan tim bm.
Sabtu, 04 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar