Sabtu, 04 Agustus 2012

BERITA MANCING.Kecil ikannya besar memorinya” itulah kenangan mancing di Pulau Pandang, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Bagi sebagaian besar pancinger adalah sebuah kegiatan yang bersifat fun atau sebuah kegiatan yang menyenangkan. Bisa pergi mancing saja sudah sangat menyenangkan apa lagi ketika umpan yang di pasang pada kail lalu ditarik-tarik ikan, nyuuut… nyuttt hem dan sekali sentak seekor menggelepar diujung pancingan pasti membuat siapapun akan bergembira seperti yang dialami oleh Juni Pringgo dan adiknya. Pada suatu kesempatan, kakak beradik ini melampiskan hobi memancing di pulau pandang Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara. Berbekal informasi yang mereka dapat bahwa di daerah Pulau Pandang terdapat banyak lokasi-lokasi yang dihuni ikan-ikan dasar, maka Juni menyewa salah satu kapal yang mangkal di sana. Setelah harga disepakati Juni Pringgo dan kawan-kawan bak pancinger professional menembus lautan menuju ke Pulau Pandang. Hanya dalam waktu yang relative singkat, kapal yang mereka tumpangi sampai di sekitar Pulau Pandang. Dari dalam perahu nampak terlihat Pulau Pandang sangat cantik dengan pepohonan hutan yang menyelimuti. Sementara tak jauh dari pulau sebagai lokasi kami memancing air terlihat sangat jernih.
Begitu kapal berhenti dan membuang sauh, tangan Juni Pringgo dan kawan-kawan seperti sudah tidak tahan untuk memancing. Alat pancing yang sejak dalam perjalanan telah di set lalu diberinya umpan pada kail. Sreeeet bluuuk suara timah dalam pancingan terlempar ke laut oleh mereka. Sambil menikmati ombak yang mengayun-ayun kapal, Juni Pringgo dan kawan-kawan menanti strike dengan sabar. Sesekali mereka menghisap rokok sambil memperhatikan ujung joran. Nampaknya mimpi mereka mendapat ikan menjadi kenyataan. “Strike…!” teriak Juni menggentak jorannya. Benar saja joran mengangguk-angguk menahan beban ikan di bawah sana. Sementara Juni Pringgo terseyum simpul sambil menggulung pancingan. “Hahaha… dapat kerapu lagi, lumayan…,” tawa Juni ketika melihat ikan yang pancingannya adalah ikan kerapu. Hal yang sama juga terjadi strike pad adiknya. Juni Pringgo dan adiknya seolah-olah tiada henti saling berlomba. Mereka harus bolak balik mendapat ikan kerapu, tanda-tanda, dan baronang. Meski pun kecil ternyata cukup membuat semua di atas kapal diliputi kebahagian yang hingga kini kenangan itu tak mudah dilupakan. Itulah

1 komentar: