Fery Nugroho dengan GT mama SMR |
Merencanakan event besar dan berhasil mewujudkannya adalah
kebanggan terbesar buat AFC ( Archipelago Fishing Community ). Terlebih bisa
menggandeng club-club dan team besar yang sangat aktif di dunia mancing Tanah
air seperti Baramundi Fishing Community Semarang, Mancing Mania Surabaya,
Bolang Adventure serta peserta perorangan yang nama-namanya sudah sangat
tersohor. Siapa orang yang paling antusias dan bekerja keras untuk event ini
selain panitia, dia adalah Rudi AFC. Selain gila mancing dia memang punya waktu
yang lebih fleksible. Jadi jangan coba-coba “ngeracunin” mancing dia. Tantangan
pasti akan disambutnya. Expedition ini terjadi pada tanggal 19 Oktober 2014.
Bagaimana serunya ekspedisi ini ditulis oleh Agus Suyanto.
Tiga kapal disiapkan dengan target 42 angler. Pada akhirnya
tercatat 40 orang peserta positif mengikuti trip bertajuk Sea Mount Reef
Expedition. Kapal yang sudah tak asing lagi dengan spot-spot Gosong Pasir, Sea
Mount Reef dan Gosong Sendal. Adalah Kapal Singa Laut dengan Kapten Dalim,
Berdikari 8 Bowo dan Berdikari 9 Dartim. Kapten-kapten yang sangat
berpengalaman dan tak perlu diragukan kemampuannya.
Target ikannya cukup beragam. Diantaranya Ruby Snaper,
Amberjack, Dogtooth, Kurisi Bali, Lizard Fish, Giant Trevally, Diamond
Trevally, Tengiri dan ikan-ikan besar lainnya menjadikan event mancing di spot
mancing ini menjadi sangat dinantikan. Semua sangat antusias menyambut trip
ini. Terlihat dari komunikasi yang intensif menjelang hari H,
Jumat-Sabtu-Minggu 17 – 19 Oktober 2014. Maka tak heran, para pemancing salt
water tidak pernah jemu untuk kembali dan kembali mengulang untuk memancing ke
SMR. Potensinya masih sangat besar.
Teknik mancing yang bisa diaplikasikan juga beragam. Mancing
dasaran, Trolling, Ngoncer, Jigging, casting dan yang sedang populer adalah
Cast Jig. Lure menggunakan metal Jig berat kurang lebih 50-75 gram adalah yang
sangat ideal. Apalagi jika ditambah ESKA. Maka dipastikan akan semakin menggoda
ikan target. Yang terlihat seperti mustahil adalah ngotrek. Ternyata ngotrek di
seputar SMR juga sangat efektif. Pastinya line dan kail yang digunakan harus
menyesuaikan dengan jenis ikan dan ukurannya.
Berangkat dari base camp AFC di Tebet menggunakan bus pariwisata
full AC dan Music. Sehingga dalam perjalanan menuju dermaga Lempasing menjadi
tidak menjemukan. Bahkan beberapa diantara peserta menunjukan kebolehannya
berkaraoke ria di dalam bus. Team MMS dan BFC dijemput di Bandara Sukarno-Hatta
Cengkareng. Karena kemacetan disekitar Bandara akibat perbaikan jalan, membuat
jadwal tiba di Lempasing yang seharusnya sekitar jam 6-7 pagi, molor hingga
pukul 11 siang. Tetapi semua masih bisa disiasati dan tidak terlalu
mempengaruhi. Yang membuat tertawa yaitu saat ABK mengirim foto dengan pose
selonjoran seolah jemu menunggu peserta trip tiba dan menaiki kapal yang sudah
siap sejak pagi.
Dari pantauan cuaca beberapa hari sebelum trip terlihat cuaca
masih belum teduh. Tetapi memang rata-rata seperti itulah kondisi spot ini.
Bisa berubah dengan sangat cepat. Perairan teluk lempasing memang memiliki
kondisi yang sangat ideal untuk dermaga. Terlindung dari tanjung dan
pulau-pulau di jalur pintu teluknya. Tak heran di dua jam perjalanan awal laut
terlihat sangat bersahabat. Tetapi begitu keluar pintu teluk, kondisi cuaca
yang sebenarnya baru bisa dirasakan. Tiga kapal tak bergeming terus menembus
gelombang menuju spot pertama.
Berangkat to SMR |
PESTA STRIKE DI KM SINGA LAUT
KM Singa Laut memilih Gosong Pasir sebagai spot pertamanya.
Sepanjang perjalanan sebagian besar pemancing memanfaatkan waktu untuk
beristirahat. Sampai sekitar jam 7 malam. Rudi mengawali strike doggie ukuran
sedang dgn tehnik jigging kemudian di lanjut oleh Daeng dan cak Amin secara
bersamaan. Triple strike ! Suasana semakin gaduh. Tak ayal menbuat teman-teman
yang sedang ber istirahat pun langsung ikutan mancing dengan tehnik jigging , Semua peserta mendapat sensasi strike
dogie , om Enrico dan om Bambang sangat enjoy meladeni betotan dogie dan kue
lilin yg terkenal liar. Malam semakin larut ,
beberapa rekan mulai lelah dan kembali beristirahat. Sementara itu sebagian
yang lain masih bertahan mancing dengan tehnik konceran dan jigging. Di malam
pertama berhasil mengisi 1 coolbox penuh .
Lanjut di siang harinya seekor Mama GT tergoda menyambar
rangkaian trolling Feri, tak lama berselang piranti trolling Daeng mendapat
sambaran GT pula. Kedua GT landed sempurna. Dirasa sudah kurang efektif
trolling kapal diarahkan ke spot dasaran. Kotrekan Chandra disambar ikan,
dibatu P Feri akhirnya Amberjack jumbo landed.
Pesta strike terus berlanjut di KM Singa Laut hingga tengah
malam di spot Gosong Pasir. Pakai teknik apapun bisa strike. Sepertinya ikan
memang sedang buas-buasnya. Angin semakin kencang dan gelombang juga makin
besar. Semua peserta trip sudah merasakan semua sensasi pesta strike dan
kelelahan. Kapal berteduh di Gosong Sendal hingga siang hari searah dengan arah
pulang ke dermaga. Lempasing.
Yang paling berkesan di team KM Singa Laut adalah Pelayanan abk
dan kegigihan Kaptennya. Fasilitas yang ada di kapal semua dimaksimalkan untuk
tamunya. AC dikamar istirahat on 24 Jam. Ruang Karaoke juga dimanfaatkan untuk
bersosialisasi antar pemancing saat istirahat jika ikan sedang kurang aktif.
Menu-menu terbaik termasuk bubur kacang ijo dan ikan bakar adalan masakan yang
paling top. Selain itu semua pemancing di kapal ini meskipun menghadapi situasi
yang ekstrim mereka tetap fokus pada tujuan awal. Memancing ! Salut buat team
ini.
Sebagaian hasil mancing |
BERDIKARI 8 & 9 BERLINDUNG DI GOSONG SENDAL.
Ketiga kapal di expedition SMR selalu berkomunikasi intens lewat
radio. Selain untuk alasan keselamatan, radio juga berguna untuk sharing
kondisi spot masing-masing kapal, dan bercanda untuk menghilakang kejenuhan.
Melihat kondisi gelombang yang cukup tinggi dan telah terjadi 2 kali air naik
keatas kapal, Juga fisik para pemancing di BD-9 kami sepakat menuju spot Gosong
Sendal yang gelombang relatif lebih baik. Spot-spot terbaik dijajal semua
hingga spot di dekat pulau belimbing. Namun ikan yang naik rata-rata table size
semua. Ikan Lencam Babi, Baracuda, Kerapu Lodi, kurisi dan Kakap Merah.
Secara umum mancing di BD-8 dan BD-9 bisa dibilang kurang
berhasil. Kami menyadari ini semua karena kondisi alam dan soal ketahanan fisik
para pemancing yang jadi kendala. Kapten dan ABK telah bekerja keras dan
profesional. Tujuan memancing memang mengejar strike. Tetapi diatas segalanya
adalah keselamatan pemancingnya.
Diselang perjalanan pulang yang cukup panjang kapal diarahkan
menyusuri tepian tebing pulau sumatera. Disuguhi pemandangan yang eksotis para
angler tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendokumentasikannya. Berpose dan
bersosialisasi dengan pemancing dari berbagai kota.
Persis seperti pengalaman memancing pada umumnya. Alunan
gelombang yang memabukan membuat sebagian pemancing memilih istirahat. Makanpun
menjadi kurang berselera. Saat kapal bisa melaju pilang dengan stabil. Menu
ikan goreng saus pedas yang disajikan semua ludes. Maklum sebagian memang ada
yang tak bisa makan normal karena mabuk.
Dari trip panjang ini saya ingin membagikan tips mengatasi mabuk
laut. Makan dan istirahat yang cukup sebelum waktu memancing adalah sangat
penting. Usahakan tidak membuat rangkaian didalam kapal. Karena jika kita
terfokus pada satu hal, akan meningkatkan resiko mabuk laut. Jika sudah terasa
sedikit mual jangan memaksakan diri. Beristirahatlah ! Memuntahkan isi perut
untuk sementara memang melegakan. Tetapi kalau perut kosong, stamina akan cepat
drop. Setelah makan usahakan tidur agar makanan bisa terserap sempurna. Jika
sudah lewat 2 jam bisa kembali melakukan aktifitas memancing. Kurangi merokok,
Tidak minum minuman bersoda, perbanyak minum air putih dan buah-buahan, untuk
mengurangi bau bahan-bakar dan asap kapal sebaiknya memakai masker. Itulah
beberapa tips untuk menyiasatinya.
Obat yang paling mujarab mengatasi mabuk laut adalah naik ke
darat. Ini terlihat saat ketiga kapal mulai menurunkan para pemancing semua
tampak ceria. Apalagi saat ABK mulai menurunkan ikan-ikan hasil mancing. Sambil
berkelakar, bercanda, dan menunjukan ikan tangkapan masing-masing. Sesi berfoto
dengan ikan terbesar berlanjut di darat. Setelah pembagian ikan kami
melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta.
Sebagian merasa puas dengan trip ini dan sebagian merasa ingin
mengulang untuk mendapatkan strike lebih banyak. Itulah mancing. Sukses mancing
ketagihan, Boncos penasaran. Trip selanjutnya kapan ? Kemana ? Ada yang
merencanakan ke Alor, Lombok, Sabang, atau Pacitan. Rencanakan dari sekarang
agar pada saat tiba waktunya sudah siap semua. Aku kini sedang memimpikan
casting backpacker di pulau Sebesi 15-16 November ini, tak sabar menunggu
saatnya tiba. Tetap mancing, Tetap refreshing, agar hidup semakin
berwarna.
BR/agus suyanto
0 komentar:
Posting Komentar