Mancing Bersama MMT7 dan Dinasty FC
Golden
Trevally Petarung Sejati
Golden trevally yg di dapat Yofa Utama |
Belakangan ini banyak pancinger yang memburu ikan-ikan kuwe (trevally)
dengan tehnik popping. Banyak media elektronik termasuk Mancing Mania Trans 7
juga banyak menayangkan bagaimana mancing kuwe dengan tehnik popping. Namun
kali ini tim Mancing Mania Trans 7 terdiri dari Dudit Widodo (host), Hasan,
Asep dengan kameraman Bram dan Wicak bersama Dinasty Fishing Club Surabaya
yaitu Wanto, Utama dan Yanto serta Marcus dari Berita Mancing, memburu
ikan-ikan kuwe dengan tehnik mancing dasar. Perburuan ikan kuwe ini terjadi
pada beberapa waktu lalu. Bagaimana seru dan asik mancing kuwe jenis
golden trevally, si petarung sejati yang dipancing dengan tehnik mancing dasar akan kami sajikan
sebagai berita utama.
Rasa capek dan lelah seketika itu hilang ketika rombongan
MMT7 dan Dinasty FC sampai di Resort Berkah Binuangeun, Jawa Barat, pada hari minggu sore. Kedatangan kami
langsung disambut oleh kapten Jagat 8 dan krunya. Para kru kemudian membantu
kami memindahkan semua piranti mancing dan logistik mancing dari mobil ke
kapal. Usai loading barang, kapten dan kru kapal bersama Pak Wanto, dan Pak
Dudit Widodo berbincang-bincang spot yang akan di tuju. “Pak kapten kita akan
mancing dasar pada malam hari, carikan spot yang kita andalkan untuk bisa bikin acara
mancing di tivi,” kata Pak Dudit kepada Kapten dan kru kapal. “Oke Pak,
rencananya kami akan membawa ke spot ikan kuwe di Karang Cetek yang
lokasinya berada di Selatan Pulau Deli,”
kata Kapten Arman meyakinkan.
"Ini dia yg namanya golden trevally," kata pak Dudit |
Setelah spot dan target ikan yang akan kami pancing
ditentukan bersama, maka Km Jagat 8 meninggalkan muara Binuangeun. Digelapnya
malam kapal Jagat 8 menuju spot karang Cetek Pulau Deli berpanduan GPS. Sementara
itu Pak Dudit, Pak Wanto,Yanto dan saya bersama abk
kapal menyiapkan rangkaian mancing dasar untuk ikan kuwe. Rangkaian
dasar sama pada umumnya yaitu dua kumis
panjang dengan pemberat di bawah.
Dua jam perjalanan atau tepatnya pada pukul 22.00 kapal
sampai di spot Karang Cetek Pulau Deli. Kapten Jagat 8 dengan panduan GPS
mencari titik puncak Karang Cetek dan setelah menemukan spot, maka kapten
menyuruh abk kapal menurunkan jangkar. Setelah kapal tepat labuh jangkar, maka
kapten Jagat 8 menyilahkan Pak Dudit, Pak Wanto, Pak Yanto dan saya untuk mulai memancing.
Pak Wanto ketua Dinasty FC senang setelah mendapat golden trevally |
Sama dengan pancinger umumnya, umpan yang kami gunakan untuk
mancing adalah cumi-cumi. Ada 5 pancinger yang telah siap mancing yaitu Pak
Wanto, Pak Dudit, Pak Yanto, Utama, dan Saya. Umpan segera kami turunkan. Dalam
waktu yang tidak lama tiba-tiba joran Pak Yanto melengkung bertanda dimakan
ikan. “Strikeee,” katanya sambil menggulung reel. Dalam tempo yang singkat ikan
tongkol dari Pak Yanto mengawali hasil, “Lumayan untuk hasil pertama,” kata
Yanto dengan senyum riang. Selang beberapa menit, metal jig Pak Wanto berhasil
menghempaskan ikan tongkol. “lumayan
untuk pembukaan trip,” kata pak Wanto. Hal yang sama juga dialami oleh Utama
juga mendapat tongkol. Selain tongkol ikan selanjutnya yang nyambar adalah ikan
rainbow runner (salem) serta red snapper (kakap merah).
Mancing dasar tetap kami lanjutkan dengan target ikan kuwe
seperti yang rencanakan dari awal bahwa target mancing adalah ikan kuwe dengan mancing dasar. Umpan cumi tetap menjadi umpan utama. Sepuluh
menit kemudian ikan target mulai terpancing. Pak Yanto kembali mengawali strike
ikan kuwe. “Mantaap ikan kuwe mulai
makan,” kata Pak Yanto saat direkam kameraman MMT7.
Yuup ternyata target ikan kuwe mulai muncul. Ikan kuwe kali
ini oleh nelayan Binuangeun dinamakan kuwe panjo. Kalo di daerah lain menyebutnya
kuwe lilin. Kuwe panjo atau golden
trevally memiliki nama latin Gnothanadon
spesiosus masuk dalam keluarga Trevally alias ikan kuwe.
Sedaapnya makan siang bersama di atas kapal |
Ikan golden trevally hidup di dekat karang terutama di
tubiran karang. Ikan ini hidup dalam kelompok kecil maupun besar dalam mencari makan. Mereka akan
berjalan keliling secara schooling dari satu karang ke karang lain untuk mencari makan. Mereka akan berhenti atau menetap untuk sementara di satu lokasi
sepanjang makanan yang disukai masih tersedia. Bentuk ikan ada warna kekuning-kuningan dari bagian
rahang bawah terus ke perut sampai
bagian sirip bawah. Dibagian atas juga terdapat bintik kuning keemasan.
Ikan golden trevally tidak bisa besar seperti saudaranya
ikan giant trevally. Ukuran terbesar pada ikan ini hanya mencapai berat sekitar 15 kg. Jadi anda
bisa bayangkan jika saat trip ini kamimendapat ikan rata-rata di atas 5 – 8 kg sudah merupakan lumayan besar dari spesies
golden trevally.
Lantaran ikan golden trevally hidup di karang, maka dia juga
hidup bersama ikan-ikan karang lainnya seperti jenis kakap (snapper), emperor
fish bahkan ikan baronang (rabbit fish) serta
ikan karang lainnya. Tak heran bila kita mancing ikan ini sering kali kita
mendapat ikan-ikan karang lainnya. Dalam trip ini kami juga banyak mendapat red
snapper, lip emperor dan rainbow runner.
Oke lah kalo begitu, sejak Pak Yanto mendapat ikan golden
trevally, selanjutnya semua bolak balik narik ikan. Pak Dudit hampir terus
memberikan komentar bagaimana asiknya mancing ikan golden trevally. Sambaran
demi sambaran membuat malam itu kami benar bak mancing di kolam. “Luar biasa.
Umpan turun langsung strike. Melebih mancing di kolam,” kata Pak Yanto yang
baru pertama kali mancing di Binuangeun.
Hampir tiap saat 5 pancinger strike bersamaan mendapat perlawanan ikan
golden trevally. Wow…. amazing. Bram, kameraman
MMT7 sampai enggak istirahat dan secara terus menerus mengabadikan keberhasilan
kami memancing ikan kuwe dengan tehnik mancing dasar.
Sungguh luar biasa mancing ikan kuwe, karena ikan ini sangat
atraktif dan mengasikkan saat
terpancing. Kebiasaannya yang selalu ingin membebaskan diri melalui perlawanan
yang tiada hentinya sampai di permukaan air, membuat siapapun yang bertarung
tidak akan merasa membosan.
Ya, kami sepanjang malam tiada bosan bertarung melawan golden trevally. Pokoknya
mantaap luar biasa. Pak Dudit, Pak Wanto, Utama semuanya riang dan bersuka cita
lantaran menikmati bagaimana pertempuran dengan ikan kuwe panjo.
Pak Bambang Yanto memulai mendapat kakap merah |
Dihentikan Jaring
Rawe
Menjelang pukul 03.00 dini hari saat ikan golden trevally sedang “ngamuk” memakan semua umpan yang
turunkan, tiba-tiba Kapten Jagat 8 memerintahkan semua berhenti mancing dan
kapal pindah lokasi. “Kita harus menghindari jaring rawe yang mulai mendekat
kapal, takut jaring rawenya nyangkut ke mesin. Jaring rawe yang panjang sampe
satu kilo lebih merupakan jaring rawe yang ditebar oleh nelayan setempat untuk
memburu ikan. Agar tidak terjadi konflik antara nelayan rawe maka lebih baik
kami menyingkir mencari spot ikan golden trevally di tempat lain.
Pak kapten Jagat 8 mulai mengotak-atik koordinat spot
yang akan kami jadikan mancing dasar
lainnya. Setelah koordinat di dapat, maka kapal melaju menjauh dari keberadaan
jarring rawe dan menuju spot kedua.
Di spot kedua ini lokasinya masih Karang Cetek (reefs).
Sayangnya di spot kedua durasi strike sedikit berkurang dibanding lokasi
pertama. Meski demkian semua pancinger merasakan fight dengan si golden
trevally.
Saat Fajar Datang
Ikan Hilang
Menjelang pukul 05.00 pagi sinar mentari semburat muncul
dari ufuk timur. Kemunculan mentari pagi ternyata diikuti semakin hilangnya
strike ikan golden trevally. Entah fenomena apa saat fajar menjelang ikan golden
trevally o ternyata juga menghilang. Kepergian dan menurunnya ikan kami
tanyakan kepada pak asep abk Kapal Jagat 8. Dengan senyumnya yang khas dia
menjelasn hal ini kepada saya. “Hilangnya ikan kuwe saat matahari keluar itu
hal yang biasa. Karena pada malam hari kita mancing pakai lampu sehingga ikan kuwe
mencari makanan ikan kecil disekitar cahaya lampu. Dan tatkala sinar mentari
masuk maka mereka cari makan secara berkelompok ke lokasi lain yang banyak
makanannya.,” kata Pak Asep kepada saya.
Lantaran ikan dasar mulai enggak makan, maka kami memutuskan
untuk maning trolling ke arah Pulau Tinjil untuk mengantar pak Wanto yang akan
mengakhir mancing hari. Pak Wanto setelah makan siang dengan menu ikan bakar
hasil pancingan, ia pulang dijemput Km Jagat satu. Sayangnya mancing trolling
dari pagi hingga siang enggak berhasil.
Usai ngedrop pak Wanto pulang, kapal jagat 8 kembali
mancing trolling sampai sore. Lagi-lagi
hasil trolling kosong. Menjelang sore, kapten jagat 8 kembali diskusi dengan
kami dan mengutarakan maksudnya untuk kembali ke spot pertama. Kamipun setuju
dengan gagasan kapten untuk mancing di spot pertama.
Sayang saat kami tiba di sana terjadi hujan dan angin. Adanya hujan dan angin membuat posisi kapal
berubah-ubah, geser terus. Kejadian ini membuat hasil mancing menjadi berkurang
bahkan sampai tengah malan tak ada strike sama sekali.
Bram kameramen Trans7 (kanan) sempat narik ikan golden trevally |
Serangan Fajar
Melihat gelagat ikan tidak makan, kapten Jagat 8 mengajak
untuk pindah ke lokasi spot 3 yang tidak jauh dari spot 1. Waktu menunjukkan
pukul 02.30 kami sama abk bergantian mancing sambil istirahat. Kru kapal
menyilahkan untuk istirhat dan berjanji akan membangunkan tidur kami bila ikan
makan. Benar saja baru rebahan sekitar 1,5 jam, Pak Asep abk Jagat 8
membangunkan tidur kami dan mengatakan
kalo ikan sedang makan. Pak Dudit, Pak Yanto, Utama, Hasan nampak semangat sekali.
Benar saja saat menjelang pagi terjadi “serangan fajar” dimana ikan golden
trevally kembali menyergap umpan kami. Yeaahhh…. Senyum kami mulai tersembul. Strike demi strike tiada
hentinya kami dapatkan. Pak Hasan yang hari pertama tidak ikut mancing di hari
kedua ini nampaknya paling banyak fight dengan ikan. Sementara itu, Utama juga mengalami hal yang sama, dimana
dia harus us bolak balik bilang mantaaap saat dishooting sama Bram sama Wicak. Setelah
semua sudah puas menarik ikan, kini pak Dudit memberi lampu hijau kepada Bram yang
kerja sebagai kameraman untuk ikutan mancing. Bram pun tidak mensia-siakan
kesempatan dan mulai fight dengan ikan golden trevally. Uniknya Bram berhasil
mengangkat dua ikan sekaligus.
Berita mancing mantaaaapppp...!!! |
“Tolong bangunin Asep, untuk mancing,” kata Pak Dudit. Si Asep
pancinger Cianjur yang mana pada trip hari pertama enggak mancing lantaran
mabuk laut pagi terlihat sehat. Ia pun mulai mancing dan terus menerus narik
ikan sampai hilang sudah rasa mabuknya. Dari situlah ia terus tertawa gembira.
Serangan fajar oleh golden trevally membuat semua senang dan bergembira ria.
Fishing
trip bersama MMT7 dan Dinasty FC kali sangat menyenangkan. Perburuan mancing
ikan golden trevaly sebagai petarung sejati berhasil dengan sukses. Kami pulang dengan
sejuta cerita yang kami abadikan melalui
Tabloid Berita Mancing. Thanks God.***Mrk
0 komentar:
Posting Komentar