Keindahan tebing-tebing karang di laut selatan Pacitan mungkin
masih jarang yang bisa menikmatinya. Vegetasi hijau yang menutupinya juga masih
sangat terjaga. Bersyukur saya diberi kesempatan untuk melihat keindahannya, menghirup
udara segarnya dan menikmati ayunan gelombangnya. Ditambah lagi akses jalan
dari Semarang menuju pacitan terbilang cukup baik dan lancar. Suguhan kuliner
malam di kota Solo dan Wonogiri menambah lengkap perjalanan memancing kami.
Hampir setahun yang lalu P Feri mengajak saya untuk mencoba
mancing di Pacitan. Tetapi baru kali ini saya bisa punya waktu yang pas untuk
mancing bareng kesana. Katanya, meski boncos, kalau mancing ke Pacitan tetap
asyik aja. Lama kelamaan saya tak tahan juga mendegar provokasinya dan siap
untuk membuktikan. Bersama Waluyo, Handoko dan Chandra kami “berlebaran” Iedul
Adha di Pacitan. Karena bagi kami bukan sekedar mancing. Selain pancinger
kami juga picnickers....canda P Feri. Yang penting bisa tetap happy.
Di Pacitan kita bisa memancing dengan berbagai teknik. Baik dari
trolling, Casting, Popping, maupun mancing dasar. Akan tetapi di bulan Oktober
ini Tengiri dengan ukuran besar lebih tepat jika dipancing dengan trolling. Ada
dua spot utama yang kami kunjungi. Pertama sisi kanan pintu teluk, yaitu
spot karang luas dengan kedalaman antara 40-60m. Saat kapal membelah spot
karang, strike pertama GT ukuran 7kg-an dengan tanpa kesulitan berarti berhasil
landed mulus dengan Eksekutor P Feri. Merasa cukup bertrolling saya mencoba
popping. Chandra, Waluyo dan Handoko mencari peruntungan dengan casting spoon.
Beberapa kali strike namun tak ada yang hoke up sempurna dan landed. Hanya
seekor barakuda kecil apes yang kami dapatkan.
Menjelang makan siang kami berpindah menuju spot kiri pintu
teluk. Perjalanan sekitar 1,5 jam perjalanan kami habiskan dengan bertrolling.
Menjelang masuk ke Spot batu mandi, Tengiri ukuran 10kg up berhasil landed.
Eksekutor kali ini adalah Handoko. Kapten Tukul dan Handoko sempat dibuat repot
oleh ikan ini. Karena setiap hendak digancu dan dikaikan ke kapal, ikan kembali
berontak dan melarikan diri. Demikian berulang-ulang hingga akhirnya tengiri
kehabisan tenaga dan cukup dinaikan dengan menangkap ekornya. Ikanpun naik
dengan mulus. Kami melanjutkan berputar-putar mengelilingi spot mencari
peruntungan. Siapa tahu ikan sedang bergerombol dibawah kapal kami. Setelah
dirasa cukup, teknik casting, Popping dan Dasaranpun dicoba. Tak ada sambutan
berarti selain umpan dasaranku yang dibetot ikan misterius. Ikan berhasil
membawa kabur rangkaian berneklin 60lbs. Inilah yang masih menjadi tandatanya
hingga sekarang. Kami terpaksa harus break mancing jam 2 siang dan
kembali ke darat karena air minum lupa dibawa ke kapal. P Feri, Chandra dan
hadoko lanjut di sesi dua dengan full trolling. Rupanya cuaca kurang
bersahabat. Gelombang semakin besar menjelang sore dan trip berakhir jam 5
sore.
agus suyanto (tengah) |
Fery Nugroho |
Kelebihan trip mancing ke Pacitan yang lain adalah, sewa kapal
jukung yang sangat terjangkau. Potensinya masih cukup baik. Salah satu yang
harus direncanakan adalah kalau kita akan mancing dengan banyak peserta,
ketersediaan kapal harus jauh-jauh hari disiapkan. Jangan sampai sudah sampai
lokasi tapi tidak ada kapal yang bisa mengantar. Siapkan 2 set joran
trolling, selebihnya sesuai selera pemancing. Untuk menjaga kualitas
ikan, Siapkan coolbox atau sterofom panjang, tetapi tidak terlalu besar agar
bisa masuk ke body kapal. Jika bukan hari libur lebaran haji, di TPI tersedia
cukup umpan untuk mancing dasaran.
Jadi, rawatlah piranti mancingmu seperti merawat pusaka
berharga. Jika sewaktu-waktu ada ajakan mancing dari teman peralatan sudah
siaga. ***BR/agus suyanto
0 komentar:
Posting Komentar