Selasa, 03 November 2015




Keindahan tebing-tebing karang di laut selatan Pacitan mungkin masih jarang yang bisa menikmatinya. Vegetasi hijau yang menutupinya juga masih sangat terjaga. Bersyukur saya diberi kesempatan untuk melihat keindahannya, menghirup udara segarnya dan menikmati ayunan gelombangnya. Ditambah lagi akses jalan dari Semarang menuju pacitan terbilang cukup baik dan lancar. Suguhan kuliner malam di kota Solo dan Wonogiri menambah lengkap perjalanan memancing kami.



Hampir setahun yang lalu P Feri mengajak saya untuk mencoba mancing di Pacitan. Tetapi baru kali ini saya bisa punya waktu yang pas untuk mancing bareng kesana. Katanya, meski boncos, kalau mancing ke Pacitan tetap asyik aja. Lama kelamaan saya tak tahan juga mendegar provokasinya dan siap untuk membuktikan. Bersama Waluyo, Handoko dan Chandra kami “berlebaran” Iedul Adha di Pacitan. Karena bagi kami bukan sekedar mancing.  Selain pancinger kami juga picnickers....canda P Feri. Yang penting bisa tetap happy.


Di Pacitan kita bisa memancing dengan berbagai teknik. Baik dari trolling, Casting, Popping, maupun mancing dasar. Akan tetapi di bulan Oktober ini Tengiri dengan ukuran besar lebih tepat jika dipancing dengan trolling. Ada dua spot utama yang kami kunjungi. Pertama sisi kanan pintu teluk,  yaitu spot karang luas dengan kedalaman antara 40-60m. Saat kapal membelah spot karang, strike pertama GT ukuran 7kg-an dengan tanpa kesulitan berarti berhasil landed mulus dengan Eksekutor P Feri.  Merasa cukup bertrolling saya mencoba popping. Chandra, Waluyo dan Handoko mencari peruntungan dengan casting spoon. Beberapa kali strike namun tak ada yang hoke up sempurna dan landed. Hanya seekor barakuda kecil apes yang kami dapatkan.
 
Fery Nugroho senang
Menjelang makan siang kami berpindah menuju spot kiri pintu teluk. Perjalanan sekitar 1,5 jam perjalanan kami habiskan dengan bertrolling. Menjelang masuk ke Spot batu mandi, Tengiri ukuran 10kg up berhasil landed. Eksekutor kali ini adalah Handoko. Kapten Tukul dan Handoko sempat dibuat repot oleh ikan ini. Karena setiap hendak digancu dan dikaikan ke kapal, ikan kembali berontak dan melarikan diri. Demikian berulang-ulang hingga akhirnya tengiri kehabisan tenaga dan cukup dinaikan dengan menangkap ekornya. Ikanpun naik dengan mulus. Kami melanjutkan berputar-putar mengelilingi spot mencari peruntungan. Siapa tahu ikan sedang bergerombol dibawah kapal kami. Setelah dirasa cukup, teknik casting, Popping dan Dasaranpun dicoba. Tak ada sambutan berarti selain umpan dasaranku yang dibetot ikan misterius.  Ikan berhasil membawa kabur rangkaian berneklin 60lbs. Inilah yang masih menjadi tandatanya hingga sekarang.  Kami terpaksa harus break mancing jam 2 siang dan kembali ke darat karena air minum lupa dibawa ke kapal. P Feri, Chandra dan hadoko lanjut di sesi dua dengan full trolling. Rupanya cuaca kurang bersahabat. Gelombang semakin besar menjelang sore dan trip berakhir jam 5 sore.
agus suyanto (tengah)

Fery Nugroho


Kelebihan trip mancing ke Pacitan yang lain adalah, sewa kapal jukung yang sangat terjangkau. Potensinya masih cukup baik. Salah satu yang harus direncanakan adalah kalau kita akan mancing dengan banyak peserta, ketersediaan kapal harus jauh-jauh hari disiapkan. Jangan sampai sudah sampai lokasi tapi tidak ada kapal yang bisa mengantar.  Siapkan 2 set joran trolling, selebihnya sesuai selera pemancing.  Untuk menjaga kualitas ikan, Siapkan coolbox atau sterofom panjang, tetapi tidak terlalu besar agar bisa masuk ke body kapal. Jika bukan hari libur lebaran haji, di TPI tersedia cukup umpan untuk mancing dasaran.

Jadi, rawatlah piranti mancingmu seperti merawat pusaka berharga. Jika sewaktu-waktu ada ajakan mancing dari teman peralatan sudah siaga. ***BR/agus suyanto

0 komentar:

Posting Komentar