Sudah lama kami
mendengar potensi besar sungai-sungai di Kabupaten Merauke, Tanah Papua. Keberadaan
ikan-ikan fresh water berukuran jumbo dan eksotis seperti ikan barramundi, benar-benar
menggiurkan kami. Di sinilah kami datang sekarang, di daerah paling timur Indonesia ini.
Saat musim
penghujan, daerah yang kami lewati ini sejatinya adalah rawa yang terendam air.
Sedangkan di musim kemarau seperti sekarang, air pun surut. Kami terpaksa
menggunakan motor trail karena long boat yang kami pakai kandas. Tapi tak apa,
perjalanan kami jadi tambah seru. Ini benar-benar wild fishing di alam liar Papua.
Di beberapa
lokasi yang tergenang air, kami harus turun dari motor agar motor lebih mudah
melaju. Itu pun bukan perkara mudah, terkadang sepeda motor harus berjibaku dengan
tanah berlumpur. Setelah menempuh satu jam perjalanan kami pun tiba di tepian
sungai. Di sini kami pun menunggu, karena perahu terpaksa memutar untuk
menghindari kandas.
Joe
dan Andre rupanya sudah tak sabar. Mereka pun mulai casting sambil menunggu
perahu tiba. tak lama, Joe pun strike. Ia fight tanpa kesusahan dan ikanpun berhasil ia naikkan. Seekor ikan
keropak, orang lokal setempat menyebutnya ikan duri. Ikan ini memang memiliki
sejenis patil yang racunnya cukup untuk membuat orang demam meriang.
“waow…,
sungai ini benar-benar besar potensinya. Di daerah hilir dekat pemukiman ini
saja, tak susah mendapatkan ikan,” kata
saya.
Perahu panjang
yang kami tunggu pun akhirnya tiba. Perahu jenis inilah transportasi sehari-hari
masyarakat di sini. Kami pun bergegas naik.
Selain bersama pancinger dari Jakarta, kami pun kebetulan ditemani juga oleh tentara
penjaga perbatasan dari Koramil setempat. Daerah yang kami kunjungi ini memang
dekat dengan daerah yang bergejolak atau daerah merah. Keberadaan Bapak tentara
ini cukup membuat kami merasa aman.
Setelah
semua siap, kami pun berangkat. Perjalanan menggunakan perahu menempuh waktu
sekitar lima jam. Wah.. bukan waktu yang singkat, di perahu sempit seperti ini,
perjalanan ini tentu terasa tak nyaman
dan membuat sekujur badan pegal.
Tiba di daerah
hulu kami pun menghentikan perahu dan mulai casting untuk menjajaki potensi
ikan. Jika frekuensi sambaran ikan cukup bagus, kami akan memutuskan menetap di lokasi ini. Umpan-umpan
minow pun mulai kami mainkan. Ikan baramundi atau kakap putih menjadi target
kami kali ini. Tak lama kemudian saya
membuka peruntungan dan berhasil strike. Ikan hook up dan saya mulai
fight. Saya tersenyum melihat ikan, karena lagi- lagi seekor ikan duri. “Sayang
bukan ikan target kami,” kata saya tersenyum.
Kami mulai
casting dan kali ini Iwan yang strike. Iwan terus duel mati-matian dengan ikan.
Di kejauhan ikan meloncat dipermukaan. Ikan barramundi berontak tak jauh dari
kami. Akhirnya taklama kemudian Iwan berhasi mendapat barramundi. “Tarikannya
sangat kuat, mantaaff,” katanya senang.
Wah.. benar saja,
inilah ikan baramundi yang kami cari. Keberadaan ikan baramundi berukuran jumbo
seperti ini memang masih semarak. Tak sulit bagi nelayan setempat untuk
mendapatkan ikan ini dengan jaring atau jala, bagi masyarakat di sini ikan baramundi ini
terkenal lezat dan menjadi hidangan yang cukup favorit.
Kembali Andre dan
Joe casting. Kali ini andre mengawali keberhasilan. Kali ini umpan andre yang
disambar terlebih dahulu, fish on.
Seeekoar arwana menari di atas permukaan air. Kami semua terdiam bahagia ketika
melihat ikan arwana itu. Tak disangka, seekor ikan arwana berhasil dinaikkan. Kami
pun tak bisa menyembunyikan kekagetan sekaligus kegembiraan kami. Satu satu
kami mengucapkan selamat kepada Andre. Untuk
menjaga populasi ikan ini tetap lestari, kami pun melepaskan kembali ke alam.
Lagi-lagi ikan
arwana menyambar. Kali ini iwan yang beruntung. Saya benar-benar tercengang, tak menyangka ikan ini mau menyambar minow
kami. Inilah Arowana Papua dari jenis Saratoga.
Berbeda dengan jenis Jardini yang berbentuk lebih pendek dan cenderung bulat,
jenis saratoga ini bertubuh lebih memanjang dan ramping.
Dari
semula kami hanya mentargetkan ikan barramundi, lalu kami pun mulai melirik
arwana papua ini. Kami memutuskan berkemah tak jauh dari lokasi strike ikan
arwana. Pagi ini kami akan melanjutkan casting. Perahu pun kami arahkan lebih
ke hulu, kami berharap mendapatkan lebih
banyak strike di sana. Kami kembali mengandalkan teknik casting. Umpan-umpan
minow ini kembali kami andalkan.
Sampai
di lokasi perbatasan Bouven Digoel kami drifting dan casting. Oho… belum-belum
umpan kami sudah menyangkut pada ranting yang tenggelam. Inilah salah satu
contoh kesulitan memancing di tempat seperti ini, pancinger memang harus jeli
agar minow yang dilemparkan tidak menyangkut. Selain membuat repot dan membuang
waktu, melepaskan umpan yang tersangkut seperti ini tentu akan mengganggu dan
mengusir ikan yang ada di bawahnya. Peluang strike pun jadi nol. Kami memang
harus lebih cermat.
Joe membuka
peruntungan strike hari ini. Walau berukuran kecil, ikan gabus ini cukup
melawan. Inilah ikan yang disebut gastor atau gabus toraja. Sesuai namanya ikan
ini memang bukan ikan asli sungai Bian, melainkan pendatang dari daerah Toraja Sulawesi
Selatan. Konon, ikan ini dibawa para transmigran asal daerah Toraja Sulawesi Selatan
dan tak sengaja lepas. Ikan ini berkembang biak pesat di sini, Andre pun
rupanya tak mau kalah, kali ini ikan
menyambar lure miliknya.
Sayang…
lagi-lagi ikan gastor, padahal jika ikan ini berhasil dipancing di Pulau Jawa,
pancinger akan senang bukan main karena
di sana ikan gabus memang telah langka, tapi di sini keberadaannya sangat
melimpah, bahkan kami hampir-hampir bosan mendapatkannya. Hampir bersamaan, saya
pun berhasil menaikkan ikan. Inilah ikan
sumpit, salah satu jenis lain penghuni asli sungai Bian. Walau kecil ikan ini
cukup menghibur.
Kami
kembali casting dengan semangat full. Tiba-tiba umpan minnow milik Joe
tersambar diikuti reel tiba-tiba menjerit, ikan menyambar kuat. Ikan berontak luar biasa kuatnya. Seekor
barramundi besar meloncat-loncat permukaan membuat semua terkesima. Perlawanan
ikan memaksanya harus berakselerasi. Joe dibuat cukup kerepotan, terlebih di
perahu yang sempit seperti ini.
Kegigihan Joe akhirnya ia pun berhasil memaksa ikan menyerah. Ikan ini
sudah lumayan besar, di habitat aslinya ini, ikan predator ini dapat tumbuh hingga seberat
sepuluh kilogram lebih. Joe berhasil memenang
pertarungan. Mantaap! Ikan pun kami release, mudah-mudahan masih ada sisa tenaga baginya
untuk berenang dan hidup.
Parade strike
masih berlanjut, kali ini Andre yang memainkan aksinya. Sayang hanya seekor
gastor, tapi lumayan lah untuk makan siang
kami nanti, ikan ini terkenal cukup
gurih rasa dagingnya. Joe kembali strike
dengan ikan duri dan ikan duri pun
menyerah, ukurannya cukup besar kali ini. Walau belum mendapat ikan arwana hari
ini, kami belum mau menyerah. Casting akan kami lanjutkan besok.
Ini
adalah casting di hari ke 3. Semangat kami tetap tinggi. Lagi-lagi Joe yang
membuka peruntungan. Nasibnya sedang mujur pada trip kali ini. Tarikan kuat
seperti ini memang menjadi karakter ikan barramundi. Pergerakannya cukup
merepotkan. Untuk ukuran ikan air tawar, ikan ini memang terkenal sangat bertenaga,
inilah yang menyebabkan baramundi selalu dirindu para angler.
Saat casting
tiba-tiba umpan saya disambar ikan dan dari loncatannya saya tahu bahwa itu adalah ikan arwana. Saya pun tak mau kalah
pamor. Saya mulai fight dengan kalem dan penuh percaya diri. Ikan berhasil saya
gaet. Saya hakul yakin, ikan arwana ini
pasti saya naikkan. Firasat saya
benar-benar terbukti, si lincah ini pun
berhasil menyerah.
Ikan ini menambah
track record perolehan saya ! Tak banyak angler atau pancinger yang beruntung bisa merasakan sensasi strike
dan berpose dengan arwana seperti ini. Luar biasa pengalaman kami di Merauke
ini. Kisah petualangan kami masih akan berlanjut, tentunya dengan aksi yang
lebih seru, tunggu pada episode selanjutnya. Mancing Mania… mantap!!!.***Dudit
Widodo
widiih gede gede banget ikannya...
BalasHapus