I. Apa itu jingging?
Jigging adalah memancing ikan di kedalaman dengan mempergunakan metal jig (lure . red. umpan buatan) sebagai pengganti live bait (red. umpan hidup) dan digerakkan secara vertical. (“Move up and down in quik, jerky way”, AS Homby, Oxford Advanced Learners’ Dictionary of Current English, 1983: p456).
II. Peralatan Jigging
Metal jig, ril, kenur, kenur lider / tali pandu, swivel (kili-kili) dan split ring, kail, gimbal (sabuk ajar).
A. Metal jig
Biasanya disesuaikan dengan kemampuan joran (rod) yang digunakan, kedalaman dari lokasi dan kuatnya arus di lokasi. Warna tidak berpengaruh, yang penting mudah dilihat/ menarik perhatian ikan. Makin dalam kita jigging sebaiknya menggunakan umpan yang berwarna terang/berpendar (fluorescence).
B. Ril : spinning reel dan bait caster
1. Spining reel
Biasanya digunakan ril yang mempunyai ratio gear yang rendah agar tidak terlalu berat pada saat menggulung sehingga mania mancing tidak cepat merasa lelah.
2. Bait caster
Berlawanan dengan spinning reel, karena umumnya diameter spool-nya kecil dan tangkai handle-nya pendek, maka dipakai yang ratio gear tinggi agar gerakan/action umpan tetap kelihatan “hidup”.
C. Line : braided (PE) dan monofilament
Masing – masing jenis tali mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri seperti berikut ini :
Jenis tali Kelebihan Kekurangan
Braided/PE * Diameter kecil * Harga mahal
• Tidak Stretching * Tidak mudah didapat
• Mudah tenggelam * Tidak tahan gesekan
• Pengaruh dorongan * Licin , simpul/knot
Arus kecil extra hati – hati
• Reaksi spontan
• Mudah hook-up
Mono filament * Mudah didapat * Diameter besar
* Harga murah * Strectching (elastis )
* Tahan gesekan * Reaksi lebih lambat
* Knot mudah * Floating (mengapung)
* Pengaruh dorongan arus besar
D. Joran (rod) Tidak ada ketentuan pasti mengenai panjang jigging rod. Biasanya berkisar antara 5 – 10 feet ( 1,5 – 3 meter ). Makin panjang rod, action umpan makin bagus, hanya saja lebih melelahkan, terutama saat memainkan umpan – umpan berat atau fight dengan ikan yang bandel. Semakin pendek rod, dapat menghemat stamina dan lebih mudah waktu menghajar ikan. E.Tali Pandu (leader line) Biasanya dipakai shock leader monofilament dengan kekuatan 1,5 sampai dengan 2 x kekuatan main line. Tujuannya : • Mengurangi resiko putus apabila terjadi gesekan pada batu karang ataupun dinding kapal. • Memudahkan wireman/crew mendaratkan ikan. • Mengurangi daya hentak yang terjadi saat strike • Umumnya panjang leader 6-10 m F.Swivel dan Split ring Memudahkan mania mancing mengganti umpan tanpa harus memotong tali pandu (leader line). Mengurangi gerakan melintirnya umpan pada saat dimainkan. G. Kail (hook) Penggunaan ukuran dan pemasangan kail sangat menunjang kesuksesan mania mancing. Pada awalnya jigging menggunakan treble hook di bawah, kemudian berkembang dan saat ini jarang treble hook dipergunakan lagi karena resiko menyangkut dikarang sangat tinggi. Sekarang lebih banyak digunakan 1 atau 2 single hook dengan assist menggantung di kepala atau sampai pertengahan badan metal jig. Biasanya dipakai live bait hook. Ukuran hook untuk assist disesuaikan dengan metal jig yang dipakai. Yang penting hook bisa bergerak bebas, tidak menempel/ menggigit badan metal jignya. Bila ingin memakai hook di bawah, sebaiknya menggunakan circle agar tidak mudah tersangkut di karang. H.Sabuk Ajar (Gimbal) Bisa yang berpalang ( seperti untuk trolling ), bisa juga yang tanpa palang. Disesuaikan dengan dudukan joran yang dipakai. I.Sarung Tangan Penggunaan sarung tangan sangat membantu terutama saat fight dengan ikan – ikan besar atau pada saat telapak tangan basah oleh keringat. Mengurangi resiko kecelakaan karena licin. III. Lokasi Jigging Disesuaikan dengan ikan yang menjadi target. Misalnya pada laut yang mempunyai kontur dasar berkarang, target adalah grouper (kerapu), amberjack, ruby snapper, GT = giant trevally, dog tooth tuna. Dari dasar 0 – 10 meter – ikan grouper (kerapu). Dari dasar 0 – 30 meter – ikan amberjack. Dari dasar 0 – 50 meter – ikan dogtooth tuna. Untuk ikan tuna sirip kuning (yellowfin tuna) biasanya pada seputaran rumpon apung atau pada kumpulan lumba – lumba. Teknik ini efektif sampai dengan 100 meter dari permukaan laut. IV.Jigging Action * Fast Jerking 1 : 1, artinya satu kali angkat joran diimbangi dengan satu gulung. * Slow jerking 1 : 2, artinya satu kali jerking dua kali gulung. * Long jerking 1 : 3, artinya satu kali jerking panjang diimbangi 3 kali gulung. Setiap angler bebas berimprovisasi , makin mempunyai variasi makin besar peluang untuk mendapat ikan. Untuk jenis ikan yang sama di lokasi yang sama dengan kondisi arus bisa sukses dengan gaya yang berbeda dari sebelumnya.
V.Waktu Jigging Hampir setiap saat jigging bisa dilakukan, tergantung kondisi arus di lokasi tersebut. Pada hari ke – 9 sampai dengan 12 sesudah purnama atau bulan mati biasanya waktu jigging bisa lebih panjang karena pada saat itu pasang surut tidak terlalu tinggi. Arah dan kecepatan angin juga memegang peranan penting, karena turut mempengaruhi cepat lambatnya laju hanyut kapal. Kecepatan hanyut kapal 1 – 2 knot cukup ideal untuk jigging. Kadang – kadang ditemui 2 sampai 3 arus dengan arus yang berbeda menyulitkan kiata jigging , meskipun hanyutnya hanya 1 – 2 knot. VI.Drag Pengaturan kekuatan drag biasanya disesuaikan dengan piranti dan target yang dicari. Untuk moster atau ikan – ikan yang bandel sepert ikan amberjack, ikan dogtooth tuna, yellowfin tuna, drag yang terlalu kencang (> 7 kg) akan cepat beresiko joran patah. Usahakan waktu figth posisi ketinggian joran tidak lebih dari 60 . VII.Mencari lokasi jigging dan pola arus Dalam pencarian jigging spot, alat Depth sounder dan GSP sangat diperlukan. Adapun sudah menemukan lokasi yang dicurigai misalnya tandes atau sea mount segera diambil rekan posisi koordinatnya dengan GPS. Mulailah bermain di sana dengan berhanyut ria sampai sekitar 0 – 5 mil dari titik tersebut. Sering sang teaget jalan – jalan agak jauh dari rumahnya, terutama amberjack dan dogtooth tuna hingga mencapai 0,5 mil. Sepanjang jalan hanyutnya kapal bila terjadi strike, segera dicatat / direkam posisi tersebut, begitu seterusnya . Titik – titik ini dijadikan bantu pengenalan lokasi dengan arusnya. Apabila tidak strike, cobalah sedikit bergeser dari titik utama smabil terus drifting. Teknik ini memudahkan kita mengenal pola arus di lokasi tersebut, karena setiap perubahan arus, maka strike point akan berubah. Selamat berjigging ria. (HM.Ismeth)
D. Joran (rod) Tidak ada ketentuan pasti mengenai panjang jigging rod. Biasanya berkisar antara 5 – 10 feet ( 1,5 – 3 meter ). Makin panjang rod, action umpan makin bagus, hanya saja lebih melelahkan, terutama saat memainkan umpan – umpan berat atau fight dengan ikan yang bandel. Semakin pendek rod, dapat menghemat stamina dan lebih mudah waktu menghajar ikan. E.Tali Pandu (leader line) Biasanya dipakai shock leader monofilament dengan kekuatan 1,5 sampai dengan 2 x kekuatan main line. Tujuannya : • Mengurangi resiko putus apabila terjadi gesekan pada batu karang ataupun dinding kapal. • Memudahkan wireman/crew mendaratkan ikan. • Mengurangi daya hentak yang terjadi saat strike • Umumnya panjang leader 6-10 m F.Swivel dan Split ring Memudahkan mania mancing mengganti umpan tanpa harus memotong tali pandu (leader line). Mengurangi gerakan melintirnya umpan pada saat dimainkan. G. Kail (hook) Penggunaan ukuran dan pemasangan kail sangat menunjang kesuksesan mania mancing. Pada awalnya jigging menggunakan treble hook di bawah, kemudian berkembang dan saat ini jarang treble hook dipergunakan lagi karena resiko menyangkut dikarang sangat tinggi. Sekarang lebih banyak digunakan 1 atau 2 single hook dengan assist menggantung di kepala atau sampai pertengahan badan metal jig. Biasanya dipakai live bait hook. Ukuran hook untuk assist disesuaikan dengan metal jig yang dipakai. Yang penting hook bisa bergerak bebas, tidak menempel/ menggigit badan metal jignya. Bila ingin memakai hook di bawah, sebaiknya menggunakan circle agar tidak mudah tersangkut di karang. H.Sabuk Ajar (Gimbal) Bisa yang berpalang ( seperti untuk trolling ), bisa juga yang tanpa palang. Disesuaikan dengan dudukan joran yang dipakai. I.Sarung Tangan Penggunaan sarung tangan sangat membantu terutama saat fight dengan ikan – ikan besar atau pada saat telapak tangan basah oleh keringat. Mengurangi resiko kecelakaan karena licin. III. Lokasi Jigging Disesuaikan dengan ikan yang menjadi target. Misalnya pada laut yang mempunyai kontur dasar berkarang, target adalah grouper (kerapu), amberjack, ruby snapper, GT = giant trevally, dog tooth tuna. Dari dasar 0 – 10 meter – ikan grouper (kerapu). Dari dasar 0 – 30 meter – ikan amberjack. Dari dasar 0 – 50 meter – ikan dogtooth tuna. Untuk ikan tuna sirip kuning (yellowfin tuna) biasanya pada seputaran rumpon apung atau pada kumpulan lumba – lumba. Teknik ini efektif sampai dengan 100 meter dari permukaan laut. IV.Jigging Action * Fast Jerking 1 : 1, artinya satu kali angkat joran diimbangi dengan satu gulung. * Slow jerking 1 : 2, artinya satu kali jerking dua kali gulung. * Long jerking 1 : 3, artinya satu kali jerking panjang diimbangi 3 kali gulung. Setiap angler bebas berimprovisasi , makin mempunyai variasi makin besar peluang untuk mendapat ikan. Untuk jenis ikan yang sama di lokasi yang sama dengan kondisi arus bisa sukses dengan gaya yang berbeda dari sebelumnya.
V.Waktu Jigging Hampir setiap saat jigging bisa dilakukan, tergantung kondisi arus di lokasi tersebut. Pada hari ke – 9 sampai dengan 12 sesudah purnama atau bulan mati biasanya waktu jigging bisa lebih panjang karena pada saat itu pasang surut tidak terlalu tinggi. Arah dan kecepatan angin juga memegang peranan penting, karena turut mempengaruhi cepat lambatnya laju hanyut kapal. Kecepatan hanyut kapal 1 – 2 knot cukup ideal untuk jigging. Kadang – kadang ditemui 2 sampai 3 arus dengan arus yang berbeda menyulitkan kiata jigging , meskipun hanyutnya hanya 1 – 2 knot. VI.Drag Pengaturan kekuatan drag biasanya disesuaikan dengan piranti dan target yang dicari. Untuk moster atau ikan – ikan yang bandel sepert ikan amberjack, ikan dogtooth tuna, yellowfin tuna, drag yang terlalu kencang (> 7 kg) akan cepat beresiko joran patah. Usahakan waktu figth posisi ketinggian joran tidak lebih dari 60 . VII.Mencari lokasi jigging dan pola arus Dalam pencarian jigging spot, alat Depth sounder dan GSP sangat diperlukan. Adapun sudah menemukan lokasi yang dicurigai misalnya tandes atau sea mount segera diambil rekan posisi koordinatnya dengan GPS. Mulailah bermain di sana dengan berhanyut ria sampai sekitar 0 – 5 mil dari titik tersebut. Sering sang teaget jalan – jalan agak jauh dari rumahnya, terutama amberjack dan dogtooth tuna hingga mencapai 0,5 mil. Sepanjang jalan hanyutnya kapal bila terjadi strike, segera dicatat / direkam posisi tersebut, begitu seterusnya . Titik – titik ini dijadikan bantu pengenalan lokasi dengan arusnya. Apabila tidak strike, cobalah sedikit bergeser dari titik utama smabil terus drifting. Teknik ini memudahkan kita mengenal pola arus di lokasi tersebut, karena setiap perubahan arus, maka strike point akan berubah. Selamat berjigging ria. (HM.Ismeth)
Thank's....
BalasHapusPencerahan Yang Sangat Bagus........