Masih
ingin terus mengeksplorasi potensi memancing di danau telaga sawangan atau
disebut setu bojong sari yang berada daerah barat kota depok ini saya mencoba
membuat janji hati dengan kawan kawan saya para pancinger Freshwater yang
kenyang mengitari danau ini yaitu Moh Erwin, Andrianto, Andre Tatoo, Fauji, dan
Rigell Tomie untuk kembali membuat perjalanan trip dalam kota menguak potensi
dan sumber daya ikan yang dimiliki oleh setu bojong sari ini.
Hari
8 Oktober 2014 menjadi kesepakatan kami untuk pergi memancing di lokasi ini,
karena ada urusan yang tidal bisa ditinggalkan pada pagi hari akirnya kami
memutuskan untuk bertemu di meeting point pada pukul 11.00 WIB di kediaman
“paman Erwin” sebutan akrab untuk Moh erwin dari para Pancinger pancinger
disini, karena kesenioran dan sifatnya yang low profile serta jenaka. Andrianto
seorang Gabuser sejati yang menjadi Komandan di Gabus Terus Club, Andre tatoo,
seorang Pancinger penggemar tatoo, Fauji dan Rigell Tomie, seorang Juru mudi Pesawat
dari sebuah maskapai penerbangan di indonesia yang sangat menggemari olah raga
mancing juga memastikan bergabung untuk
trip bersama hari ini. Kami sepakat akan terus meggali potensi mancing di danau
ini.
Sedikit
berdiskusi di beranda rumah Paman Erwin sambil menunggu semua datang dan kami
membahas bagaimana menjadikan mancing sebagai hobby yang positive dan bagaimana
solusi untuk menjaga spot spot mancing agar tetap lestari. Menarik sekali
berkumpul dan berdiskusi dengan para pancinger pancinger berpengalaman ini,
sangat banyak ilmu dan opini yang kami dapat meskipun hanya sebuah diskusi
kecil.
Situ
Sawangan merupakan salah satu danau di Depok, Jawa Barat yang vital sebagai
pe-nyangga banjir ke Jakarta. Selain itu, situ ini berfungsi ekonomi dan rekreasi,
merupakan perairan yang ideal bagi
peternak keramba membudidayakan ikan gurame, mas, dan nila. Warga
sekitar juga membuka warung-warung makan lesehan yang ramai setiap akhir pekan
berkat adanya panggung musik dangdut dan wisata sepeda air. Bagi para pancinger
tempat ini juga merupakan salah satu destinasi mancing murah meriah bahkan
gratis, hanya bermodalkan rokok dan umpan, serta jajan untuk makan saja sudah
bisa memancing sepuasnya di danau ini, ikan yang menghuni pun sangat beragam
jenisnya seperti Patin, Nila, Mas/Tombro, Gabus, Hampala, Lele, Nilam dan masi
banyak lagi, bahkan menurut informasi warga sekitar, ikan patin berukuran
monster masih sangat banyak jumlanya disini.
Tidak
sampai 15 menit dari kediaman paman Erwin dengan bermotor santai kami tiba di
sisi bagian timur dari telaga sawangan ini, beberapa ekor sapi yang di umbar
oleh pemiliknya untuk mencari makan di lokasi ini menyambut hangat kehadiran
kami dengan lenguhannya yang khas. Karena saya agak gentar dengan ewan yang
satu ini maka saya memilih berjalan di belakang kawan saya andrianto, hehehe.
Dan kamipun segera melakukan persiapan untuk memancing, Setting piranti dan
memilih jenis umpan Casting, karena trip ini adalah trip casting, kami akan
berburu ikan predator yang menghuni danau
Bojong Sari ini.
Di
sudut paling timur dari danau ini lah kami memulai mengeksplorasi titik titik
memancing, posisi bersebrangan langsung dengan Golp Range Telaga Golp sawangan.
Permukaan air yang banyak di tumbuhi oleh vegetasi dan tanaman hydrilla ini
membuat kami kepincut untuk mencari sambaran para predator. Namun sekitar 2 jam
kami berjuang menghujani spot ini dengan lure lure pilihan tetapi belum ada
sambaran yang berarti dari para predator disini, mungkin karena cuaca yang
begitu terik dan air yang sedikit dangkal sehingga ikan enggan untuk menyerang
umpan yang kami bombardirkan ke rumah mereka.
Dan
eksplorasipun berlanjut, kali ini kami memutuskan untuk bergeser masuk kedalam
area tertutup, namun berjalan melipir menyusuri tepian danau yang juga banyak
di huni oleh lintah pengisap darah ini dan kali ini , namun binatang ini tidak
tergolong membahayakan meski reputasinya sebagi penghisap darah begitu
terkenal.
Memasuki
areal padang Golp kami harus lebih berhati hati dan waspada dalam memancing ,
kenapa tidak? Bisa bisa kepala kami kejatuhan bola Golp yang kerasnya minta
ampun kalau lengah, karena hari itu terlihat beberapa orang peGolp sedang asik
bermain. Dasar pancinger, yang namanya bahaya sudah tidak lagi di indahkan saat
berburu strike. Kami memulai dari titik awal di dalam area tersebut, di sebuah
cerukan yang banyak di tumbuhi rerumputan di sekitar sisi sisi danaunya.
Melihat begitu banyak penampakan predator yang timbul tenggelam mengambil nafas
membuat kami sangat bernafsu untuk memancing di titik tersebut. Namun rupanya
lagi lagi kami belum beruntung, sekitar 1 jam di lokasi tersebut tak satupun
sambaran kami dapat, hingga akhirnya kami memutuskan kembali bergeser ke area
lebih dalam lagi sambil berharap tidak ada yang mengusir kami.
Paman
Erwin berjalan paling depan dan mengambil posisi di bawah sebuah pohon randu
raksasa di tepian danau, ia langsung melempari tepian danau yang banyak di
tumbuhi oleh ganggang air, sambil berharap disini ada strike untuk trip ini,
karena kami sudah hampir sampai di ujung danau. Andrianto yang mengekor sekitar
15 meter dari paman erwin berhenti di sebuah lokasi jembatan yang sudah
putus/jembatan roboh, ia menghujani permukaan air yang banyak di tumbuhi oleh
tanaman Apu Apu (Pistia stratiotes), nampak ia begitu serius bermain disana, rupanya ia melihat penampakan
sang predator di titik tersebut. Dengan tekun ia terus melempar unpan Soft
Frogie yang di custom ekornya memakai blade untuk menciptakan percikan dan
gelombang air yang mampu merangsang nafsu menyerang dari predator air seperti
Gabus dan Toman.
Saya, Fauji dan Tomie yang seperti kehabisan
oksigen karena panas dan teriknya cuaca siang itu mencoba mengumpulkan tenaga
di samping sebuah bangunan pompa air yang posisinya tidak jauh dari kedua
pancinger yang pantang menyerah tersebut, sedangkan Andre tatoo masih bertahan
di lokasi pertama mempertahankan keyakinannya untuk mendapatkan strike disana.
Tidak salah memang Andrianto di juluki Okubo
Ireng (red# Koozo Okubo adalah seorang pancinger asal jepang yang legendaris
dengan gabus gabus monsternya) oleh sahabat sahabat pancinger karena nalurinya
menggoda gabus sungguh sangat matang sekali, terbukti di titik tersebut ia
mendapatkan sebuah sambaran dari gabus besar, begitu ia melemparkan soft frog
ke atas air dan sedikti melakukan retrieve tiba tiba air meledak hebat, seekor
gabus menyambar umpannya, dan sontak ia menggentak jorannya, namun sungguh
sayang ikan tersebut melompat tinggi dan dapat melepaskan mata kail yang sempat
tertancap di mulutnya dan hasilnya mocel, disusul tawa kami dari tempat
berteduh.
Hari menjelang sore dan matahari mulai
sedikit lebih teduh, saya, Paman erwin dan Andrianto menuju ke ujung danau
dengan penuh harapan, sedangkan Fauji dan Tomie kembali ke titik awal untuk
menemani Andre yang masih asik dengan kesendiriannya.
Di ujung danau yang merupakan sebuah cerukan
dangkal dan banyak tumbuhan Hydrilla/Ganggang air kami akan konsisten memancing
sampai titik darah penghabisan ucap paman Erwin. Beliau yang berbagi posisi berdekatan dengan Andrianto
langsung melemparkan umpan ke titik yang mereka perkirakan di huni ole
predator, sedangkan saya agak sedikit menjauh di lokasi yang lebih bersih dari
tumbuhan air, karena sekilas saya melihat rombongan ikan kecil yang di hantam
oleh predator yang belum kelihatan bentuknya, namun saya ber opini itu adalah
Hampala Sawangan.
Lagi lagi si “Okubo Ireng” yang beruntung,
belum 10 kali melempar umpan ia sudah mendapatkan sambaran sporadis, seekor
gabus dengan gagah berani menyergap umpannya lalu membawanya ke balik vegetasi,
alhasil pertarungan menjadi semakin menarik, tak ingin merusak rumpon ganggang
tempat bermain para predator, andrianto sabar menunggu hingga ikan keluar, lalu
melanjutkan fightnya, dan tak lama ia berhasil mendaratkan si nakal gabus penghuni
ganggang, dan sessi poto poto pun dimulai. Seolah tak ingin kalah dengan yang
muda, paman Erwin pun semakin semangat membombardir sudut danau dimana ada
sebuah pohon tumbang, dan memang tajam naluri pancinger gaek ini, sebuah
sambaran telak menyambar soft frogi yang baru saja mendarat di air, dengan
tenang ia menunggu hinga hitungan ketiga lalu menggentak jorannya dengan kuat,
hingga seekor gabus berukuran sedang melompat tinggi dari dalam air, umpan yang
solid hooked up membuat ikan sulit untuk melepaskan diri, sehingga sang
pancinger dapat tertawa lebar setelah mengkandaskan ikan tersebut.
Dengan
fikiran yang galaw karena 2 orang rekan saya sudah strike dan kemungkinan masih
akan strike karena rupanya disinilah tempat para predator berkumpul, saya tetap
mencoba menggunak umpan spoon berwarna emas berharap dapat menggoda dan
berhasil berfoto dengan Hampala. Rupanya dewi fortuna sudi menghampiri saya di
ambang sore hari ini, seekor Hampala besar namun belum mau menyambar umpan itu,
dengan sabar terus saya coba menggodanya hingga pada suatu lemparan dekat
batang poon tumbang tiba tiba spoon yang sedang saya gulung menjadi berat dan
benang mengalir keluar dari spool reel dengan deras, rupanya seekor hampala
telah menyambar umpan saya, dan pertarungan di mulai, dengan berdebar dan
perasaan yang serba salah karena nervous saya mencoba melayani perlawanan si
tompel ini dengan sangat berhati hati, hingga akhirnya ia menyerah dan dapat
saya angkat ke daratan untuk sekedar di
ajak berfoto, dan sebuah sensasi yang tak terkatakan bergejolak di dalam hati
saya, senang sekali.
Andrianto
dan Paman Erwin pun tidak kalah seru, mereka pesta strike pada saat saya sedang
bermain dengan buruan saya, tercatat 5 ekor gabus dapat mereka taklukan dalam
waktu 1 jam saja di titik spot tersebut karena hari mulai gelap. Rupanya kawan
kawan yang berada di lokasi pertama juga mendapatkan serangan pada saat
menjelang fajar terbenam, terdokumentasi andre tatoo mendapat seekor gabus
berukuran sedang disana, begitupun Fauji dan Tomie, 2 ekor gabus berukuran mini
juga menjadi perolehan mereka menjelang terbenam matahari.
Ikan
yang kami dapat hari itu semua kami Release demi menjaga kelestarian dan
berharap masih mendapatkan strike untuk trip selanjutnya.
Di
sebuah rumah makan sederhana kami akhiri trip mancing itu dengan perasaan puas
bahwasanya masih dapat menguak harta karun yang tersimpan di danau alam ini,
dan semoga ke depan masih bisa terus merasakan sensasi memancing di danau
pinggiran kota ini tanpa harus bepergian jauh, Salam lestari!!. *aDf
0 komentar:
Posting Komentar