Menjelajah Keindahan Alor
BERTEMPUR HABIS-HABISAN DI SARANG DOGGY
Indonesia memiliki jajaran pulau-pulau yang sangat berpotensi sebagai
spot mancing sangat luar biasa besar dan
indahnya. Salah satu lokasi yang sangat cantik dan indah dengan ikan yang
meruah banyaknya adalah gugusan kepulauan Alor, Nusa Tenggara Timur(NTT). Selama 5 hari saya (Berita Mancing) bersama Pak Wanto (Surabaya) dan 3 pancinger
Hongkong yaitu Saxon Ng, Miss Saxon, Nordon menjejajah keindahan gugusan
kepulauan Alor. Bagaimana perjalanan penjelajahan ini akan buat secara berseri
dan kami
laporkan dalam Berita Utama.
Bandara El tari Kupang, Nusa Tenggara Timur menjadi tempat
pertemuan kami dengan pancinger Hongkong, Surabaya dan saya dari Jakarta. Tatkala kami
bertemu di Bandara, keakraban langsung terjalin walaupun sudah lama kami
tidak saling bertemu. Kami langsung
terlibat percakapan familiar saling
menanyakan kondisi terakhir dan kegiatan memancing tentunya. Usai mengurus barang yang akan kami bawa ke
Alor,waktu yang sedikit itu kami sempatkan jalan-jalan di ibu kota Nusa Tenggara Timur
ini untuk membeli makanan khas Kupang, sebagai penambah bekal makan di kapal.
Tim Dinasty FC Hongkongdari kiri kanan : Mr. Nordon, Saxon Ng, Mrs. Ng dan Mr. Chen |
Se babi atau babi panggang makanan favorite di Kupang NTT |
Usai makan siang di Kupang, kami kembali ke Bandara El Tari,
untuk melanjutkan penerbangan ke Pulau Alor dengan menggunakanpesawat yang
lebih kecil. Pesawat Pokker dari maskapi
penerbangan Trans Nusa, terbang dengan jelajah yang rendah diantara gugusan
Kepulauan Alor. Dari atas pesawat kami
melihat laut yang sangat biru dan jernih bertanda lautnya sangat dalam, dan terdapat beberapa pulau yang nampak
menghijau dengan hutan yang lebat. Keindahan itulah yang membuat desir jantung
kami berdegup kencang untuk segera tiba di pulau nan cantik itu.
Tiba dibandara Mali Alor, saya dan Mr. Saxon Ng |
Pesawat pokker yang
kami naiki akhirnya sampai juga di Bandara Mali, Alor. Sebuah Bandara kecil di
pulau Alor ini nampak sedang mengadakan pembangunan perluasan bandara, hal ini
bertanda geliat ekonomi di pulau Alor semakin meningkat. Tatkala kami asik
mengurus barang bagasi, salah seorang menyapa saya, “Apakah anda yang akan
memancing dengan kapal Theodoras,”
tanyanya. Saya pun mengiyakan dan selanjutnya
kami berkenalan dengan Pak Christ yang
bertugas menjemput rombongan kami. Usai berbincang dengan Pak Kris semua barang
kami masukan ke dalam mobil lalu kami meluncur ke ibu kota kabupaten Alor,
yaitu kota Kalabahi. “Planning saat ini barang dimasukan ke kapal, lalu kita
mandi di rumah Pak Wiwid, makan sore di restoran baru sekitar pukul 7 malam
berangkat melaut,” kata Pa Kris menjelaskan
jadwal kami sore ini.
Inilah kapal Thedoras yang kami pergunakan menjelajah Alor |
Jam 7 malam waktu setempat kami semua sudah di atas kapal
dan berkenalan denga kapten kapal Theodoras. Kapten Ndang Susandy yang masih
muda umurnya memperkenalkan kepada kami masing-masing anak buah kapalnya yaitu
Alex, Budi, Martin, Ambon, Aki dan Kiss. Kapten Ndang menjelaskan kepada kami
bahwa perjalanan ke spot utama memakan waktu 8 jam dan baru tiba besok pagi.
Untuk mengisi waktu yang luang kami segera mensetting semua piranti mancing
sambil menikmati semilirnya angin malam
dan tentunya tidur untuk memulihkan stamina dalam perjalanan menuju ke
lokasi mancing.
Sampai di lokasi spot pulau Kambing |
Pulau sangat indah |
Treeet…. Tretttt, hari masih gelap namun kapten membunyikan
klakson pertanda sudah sampai di titik
spot. Beberapa abk terbangun dari tidur dan mulai bekerja membuang sauh jangkar, sementara yang lain mempersiapkan
sayatan ikan sebagai umpan. Saya tengok arloji ditangan menunjukaan pukul 04.00
pagi, kapal Theodoras sudah sampai di spot yang pertama. Pak Wanto, Pak Saxon
dan Nordon sudah tidak sabar dan bangun dari peraduan untuk melihat kondisi
spot pertama dan memulai mancing.
beatiful place |
spot monster fish |
Di keremangan dini hari, kami sudah memasang umpan untuk
memancing. Tidak terlalu lama menunggu Pak Saxon tertawa riang membuka strike
dan mendapat ikan. Selanjutnya kami betubi-tubi disambut oleh sambaran ikan,
tak terhitung berapa kali ikan bolak balik menyambar umpan. Ikan yang paling
banyak kami dapat adalah ikan grouper,
kakap merah, dan banyak ikan lainnya. Kegembiraan
makin bertambah girang ketika ikan ruby
snapper mulai terpancing oleh Pak Wanto.
Pak Wanto mancng dengan sabiki |
Melihat ikan di bawah banyak maka Pak Wanto mencoba
memancing ikan dengan menggunakan sabiki. Sabiki atau pancing kotrekan ternyata
sangat efektif untuk mendapatkan ikan-ikan dasar. Joran Pak Wanto beberapa kali
mengangguk-angguk dan ia mulai fight. Yuups Pak Wanto begitu senangnya karena
sekali tarik pancingannya disambar oleh 4 ikan sekaligus. Melihat Pak Wanto
berhasil mendapat banyak ikan dengan menggunakan sabiki, maka saya dan
kawan-kawan lain meniru mancing menggunakan sabiki. “Pancing sabiki ini memang
kami buat sendiri dengan kail tak terlalu
besar maupun kecil, sedangkan skirt menggunakan benang emas. Pancing sabiki
saya dalam trip sebelumnya berhasil mendapat tuna sebarat 70 kg dan 50 kg. Mancing
sabiki memang terkesan sederhana namun nyatanya cukup menghibur,” kata Pak
Wanto sambil menunjukkan 4 ikan terpancing sekaligus.
Pagi hari pertama di spot yang pertama ini kami sudah melakukan warning up fishing alias pemanasan
dengan memancing ikan-ikan dasar dengan menggunakan sabiki. Posisi spot pertama di sebelah timur Pulau P dan Pulau F kami bermain-main dengan ribuan ikan dasar.
Pemanasan mancing harus kami akhir pada pukul 9 pagi dan saatnya acara makan
pagi. Usai mancing dasar Pak Nordon langsung mengambil beberapa Ikan red
grouper untuk dipilih sebagai shasimi. Ia segera membersihkan ikan dan menyayat
dan menata daging sayatan dalam piring
kemudian di bungkus plastic lalu dimasukan ke dalam frezzer. Untuk sisa sayatan
berupa kepala ikan dan tulang sampai ekor direbus untuk sup yang digunakan untuk memasak mie sup
ikan. Sambil bincang-bincang pagi itu
kami sarapan dengan mie rebus kuah red grouper di dapur kapal Theodoras.
makan bersama |
Mrs. Ng Happy |
Melihat kondisi spot kedua ini ikan masih sama sizenya maka
Pak Wanto, Pak Saxon, Miss Saxon ,
Nordon dan saya mengeluarkan piranti ringan untuk memancing ikan dasar.
Kenur kecil dengan perangkat alat pancing kecil membuat andrenalin pancinger
terpacu tatkala bertarung ikan kecil. lagi-lagi pancingan sabiki kembali
menghibur kami. Kali ini kami semua terhibur hingga sore hari terus menerus
menarik ikan. “Spot ikan dasar bagus,
padahal saya mancing santai tapi ikan nyambar terus. Make be happy,” kata
Nordon dengan senyum bahagia.
Tatkala sore menjelang saat rehat mancing, kegiatan Pak
Nordon, Pak Wanto adalah memasuki acara memasak untuk memakan malam. Pak Wanto
mengeluarkan daging sapi Australia untuk dijadikan barbeque sore menjelang malam. Dalam setiap trip
memancing tim Dynasty tidak hanya mengedepankan persoalan memancing saja namun
juga makan dan tidur. Ya ini memang trip fishing, eating dan sleeping. Nah kini saatnya segmen yang saya paling saya
tunggu-tunggu dan saya gemari dari trip Dynasty yaitu segmen
makan-makan enak hehehe… Bau asap daging bakar dengan bumbu
menyengat membuat perut berkokok
bersahut-sahutan seperti ayam jago yang sedang bangun di pagi hari. “makan…
makan..!” kata pak Saxon dalam logat mandarin. Tanpa menunggu komando, saya
langsung mengambil daging iga sapi panggang dan menyantapnya, hemm sedaaap. Soal masak
memasak semua pancinger tim Dynasty terkenal sangat jago. Bahkan Mr. Nordon
pernah bekerja sebagai seorang penasehat koki di salah satu resort berbintang
dan berkelas di Malaysia. Tidaklah heran
bila dalam setiap trip mancing, kawan saya yang satu ini selalu mengeluarkan
jurus memasak yang sangat enak. Tentunya yang diuntungkan adalah saya karena
memang saya doyan makan hahaha… dan yang diuntungkan lagi adalah Kiss, abk yang
tugas sebagai juru masak tentunya, karena tugasnya jadi ringan.
Mr Nordon senang dapat red grouper untuk soup makan |
Usai makan kami duduk-duduk di haluan kapal sambil menikmati
malam berbintang di tengah lautan. Di
atas sana galaksi bima sakti nampak terang benderang di atas langit. Sementara
dari kejauah kami melihat lampu kelap kelip dari sebuah kapal yang sedang
menuju ke tempat berlabuh kapal kami. Lama semakin lama kapal nampak terlihat
jelas sebuah kapal patrol milik Polisi airud. Kapal speedboat itu ternyata memang
menghampiri kami dan akhirnya menyandar
di kapal Theodoras.
Kapten Ndang ternyata kenal baik sama kapten kapal polisi
itu dan ia terlibat perbincangan dan mempersilahkan penumpang di kapal polisi
naik ke Theodoras. Saya sempat bertanya-tanya ada apa ini? Lalu kapten ndang
menjelaskan kepada pak Wanto kalau dikapal patroli kehabisan bahan makanan.
Melihat hal itu Pak Wanto mempersilahkan semua orang untuk makan di kapal Theodroras. Usai makan makan
mereka mengucapkan terima kasih kemudian mereka pergi meninggalkan kami.
Lantaran kedatangan tamu otomatis waktu mancing kami terpotong sekitar dua jam, padahal menurut perencanaan waktu yang bagus untuk mancing dogtoothtuna adalah saat pukul 6 – 8 sore. Praktis mulai memancing di spot andalan adalah pukul 20.30. “Siap-siap…! Di lokasi ini dihuni banyak ikan doggy (sebutan dari dogtoothtuna,)..!” kata kapten memberitahu kami semua. Mendengar aba-aba itu semangat kami membara untuk segera menantang kehebatan pertarungan melawan doggy.
Mr Chen (Pak Wanto) dan Mr. Saxon Gembira |
Beberapa kru kapal memilih untuk mancing dengan cara jigging
menggunakan metal jig glow in dark. Jig
yang dilapisi fosfor akan menyala tak kala di dalam air dan bisa mengundang
ikan-ikan pencari makanan di malam hari semacam doggy. Sementara karena factor
usia Pak Wanto, Pak Saxon dan Nordon yang usianya diatas kepala lima lebih memilih untuk mancing dasar dengan sasaran
doggy. Pak Wanto dan Nordon yang memilih
di lokasi dek belakang kapal, Pak Saxon, Ndang, saya dan Alex memilih loasi
disamping kiri kapal. Kegaduhan terjadi di dek belakang kapal dimana umpan
milik pak Wanto dan Mr. Nordon disambar ikan. Double strike…! Dua pancinger
seolah-olah beradu cepat untuk menaikan ikan ke atas kapal dan akhirnya Pak
Nordon lebih dahulu menaikan ikan seabass. Peristiwa ini terus saya rekam
dengan sebuah video, dengan senyum lebar Mr. Nordon bergaya di depan kamera.
“Mancing Mania mantaap.. oyee,” katanya sambil tersenyum menirukan presenter
televisi. Di samping Mr. Nordon terlihat Pak Wanto terengah-engah fight dengan
ikan yang Nampak bandel tak mau menyerah begitu saja. Pelan namun pasti ikan
berhasil ditarik hingga 2 meter dari permukaan air, namun begitu melihat cahaya
lampu ikan kembali berontak dan akhirnya tesss…. Putus kenur tentunya membuat Pak Wanto duduk lemas sambil
menerka-nerka ikan apa gerangan yang menang dalam pertempuran.
Hahaha... akhirnya saya kebagian juga narik dogtoothtuna |
Malam semakin larut serbuan strike semakin menggila.
Disamping kiri kapal Pak Saxon, Ndank dan alex umpannya bertubi-tubi diserang
ikan. Dimulai dengan kapten fight sampai keringat membanjiri tubuhnya. Ikan
dibawah sana Nampak liar berenang ke
sana kemari, namun dengan tenaga yang masih kuat kapten ndank berhasil
menggiring ikan hingga di permukaan air. “Doggy..!” teriak kapten ketika ikan
terlihat dipermukaan.Yuup doggy pertama dengan berat 20 kg up berhasil
dinaikan. Mantaaap. Selang beberapa lama giliran pancinger Hongkong juga
mendapat sambutan ikan doggy. Dengan gaya sangat kalem Mr. saxon mengajar ikan hingga memenangkan
pertarungan.
Kami bagaikan mancing di atas ribuan ikan doggy. Semua satu persatu
merasakan bagaimana sibuknya bertarungdengan ikan doggy. Saya yang bertugas
membuat dokumentasi video dan foto sampai harus bolak mengabadikan semua
kejadian ini, sampai saya sendiri yang tidak merasakan bagaimana enaknya
bertempur melawan ikan lantaran bertugas memfoto.
Hingga pukul 2 malam kami merasa capek menghajar dan dihajar
ikan doggy, hahaha,,,. Terus terang selama saya berkelana di berbagai spot
mancing di Indonesia, baru kali ini kami menemukan sarang doggy. Benar kata Pak
Wiwied pemilik kapal Theodoras spot itu bagaikan kebun binatang alias jurrasic
park.
Satu per satu kami tidak tahan dan akhirnya memilih episode
segmen trip ini yaitu sleeping and dreaming. Demikian juga para abk satu
persatu “menyelamatkan diri” mencari tempat untuk merebahkan bahan untuk
memulihkan tenaga dan stamina. Meski semua lelah namun tidak demikian dengan
Mr. Nordon tetap mancing hingga dini hari. Tatkala semua tertidur kelelahan, Mr
Nordon umpannya disambar ikan besar. Ia fight sendirian tanpa satu orangpun
yang mendampingi, termasuk abk juga kelehan tidur. Setelah sekitar 30 menit
bertempur ikan tak kunjung naik ia berteriak membangunkan saya dan Pak
Wanto. Saya dan wanto terkaget-kaget
melihat Mr. Nordon bersimpuh keringat dan fight dengan ikan. “Sudah 30 menit
lebih ikan tidak mau naik,” katanya menceritakan kepada kami baru melihat
peristiwa itu
.
Akoooooorrr Wooowwwww |
Mr. Nordon terus berjibaku. Ia tetap melayani keganasan ikan
di bawah sana dengan sangat sabar lantaran dirinya memakai kenur Pe 3. Pelan
namun pasti Mr. Nordon terus berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan
pertarungan. Mesti ngos-ngosan namun usahanya mulai membuahkan hasil.
Ikan dogtoothtuna alias doggy menggelepar diatas permukaan
air. Mulut ikan yang sangar seolah-olah marah berteriak minta ampun dan matanya
mencorong. Saat menggelepar di permukaan
lalu seorang abk langsung mengayunkan
ganco ketubuh ikan doggy dan menarik ke atas kapal. Wow.. sangat besar.., kami
semua saling nafsir bobotkan, may be 30 kg up, saya tak tahu pasti berapa
bobotnya yang jelas besar. Atas keberhasilan pertempuran di sarang doggy ini
kami rayakan dengan minum soft drink dan barbeque. Dalam edisi depan kami
ceritakan bagaimana repotnya tim Dynasty mencari sarang ikan escolar.***mrk
0 komentar:
Posting Komentar